"Semua itu, jika dilihat lebih tidak seperti kantor tetapi seperti sarang kriminal," tulisnya.
Namun Stokvis melanjutkan, kendati kondisi kantor seperti itu, para pegawai De Locomotif enjoy-enjoy saja dalam bekerja dan tak henti membela hak-hak pribumi Indonesia yang ditindas oleh Pemerintahan Kolonial.
Baca Juga: Terkuak !! Polwan Palangkaraya yang Dipukul Oknum TNI, Ternyata Putri Mantan Anggota Polisi Militer
De Locomotief yang berusia lebih dari seabad (1852-1956) menjadi media massa pertama yang berani terus menerus mempersoalkan hak-hak pribumi.
Namun pada tahun 1926 banyak wartawan dari De Locomotief yang disusupi ideologi komunis dan mengubah banyak paradigma yang ada di rubrik De Locomotief.
"Karena hal ini De Locomotief terus kehilangan banyak pelanggan dan iklan. Koran ini berusaha bangkit namun pada 9 Maret 1956, secara resmi koran kritis di zaman Belanda ini menerbitkan edisi terakhir," papar Amen.