semarang-raya

(SEMARANGAN) Gereja Gedangan Part 1: Tempat Berlindung saat Pertempuran Lima Hari Semarang

Selasa, 14 Desember 2021 | 15:00 WIB
Gereja Gedangan Semarang sampai saat ini masih berdiri megah di Jalan Ronggowarsito. Gereja ini jadi saksi kedatangan agama Katolik di Semarang dan punya peran saat Pertempuran Lima Hari. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Gereja Gedangan Semarang atau yang juga disebut Gereja Santo Yusuf yang berlokasi di Jalan Ronggowarsito bisa dikatakan sebagai cikal bakal Katolik di Indonesia.

Lokasi Gereja Gedangan Semarang ini lokasinya tak jauh dari Kawasan Kota Lama Semarang dan berdiri pada tahun 1875.

Mengutip dari catatan Amen Budiman dala kolomnya, Gereja Gedangan Semarang berdiri sekitar tahun 1808.

Baca Juga: MODUS Pelaku Selundupkan Sabu-sabu 8,4 Kg di Semarang, Berawal dari Kardus Mencurigakan

Gereja ini hadir setelah Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels mendapati dua orang imam praja atau pastor dari Belanda untuk melayani umat katolik bangsa Eropa di Indonesia.

"Dua orang pastor itu adalah Jacobbus Nellisen dan Lambertus Prinsen. Untuk Nellisen menetap di Betawi atau Jakarta sementara Prinsen dikirim ke Semarang," tulis Amen.

Kala itu umat Katolik belum memiliki gereja sendiri dan untuk sementara numpang di Gereja Protestan Indonesia di Jalan Hereenstat atau yang sekarang dikenal sebagai Gereja Blenduk di Kota Lama Semarang.

Akhirnya pada 1815, umat Katolik punya gereja sendiri yakni di Paroki Santo Yusup Semarang di Jalan Ronggowarsitao yang lokasinya tak jauh dari Gereja Gedangan berdiri.

"Selama perjalanan, hadirnya Gereja Gedangan banyak mendapat aral melintang," kata Amen.

Selama 1845 sampai 1847 semua pastor Belanda di Indonesia diusir termasuk Uskup Groff, oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Rochussen.

Berkat perundingan dengan takhta suci (Vatikan) pada 1848 dan campur tangan Pemerintah Belanda, kemudian Gereja Katolik di Indonesia bisa terus berkembang.

Selain itu keterbatasan pendanaan Katolik tidak cukup untuk membuat sebuah gereja.

"Namun berbagai upaya terus dilakukan mulai dari menjual tanah-tanah yang sudah dibeli, menggadaikan undiang uang dan menjual gedung gereja yang lama," papar Amen.

Peletakan batu pertama tercatat pada 1870 oleh arsitek W.I Van Bakel. Namun pembangunannya sempat tersendat-sendat.

Baca Juga: Rizky Nazar Ditangkap, Polisi Temukan Barang Bukti Ganja

Akhirnya pada 1875, Gereja Gedangan benar-benar dibangun dengan dipimpin oleh Pastor J Lijnen Pr.

Halaman:

Tags

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB