semarang-raya

(KAMUS SEMARANGAN) Partikel Tambahan Khas Bahasa Semarangan, Mulai "Ik" Hingga "Pie Jal"

Jumat, 18 Maret 2022 | 15:19 WIB
Tugu Muda Kota Semarang. Ilustrasi Partikel tambahan dalam dialek semarangan. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Selain tutur yang cenderung ngoko, bahasa semarangan juga dikenali lewat cara pengucapan yang lugas.

Selain itu, bahasa semarangan hampir selalu diakhiri dengan beberapa partikel seperti ik, dhing, ok, ta, dan jal.

Hal tersebut diungkapkan Hartono Samidjan dalam bukunya "Halah Pokokmen, Kupas Tuntas Dialek Semarang".

Baca Juga: Anggaran Infrastruktur Jalan di Batang Tahun 2022 Capai Rp 81 Miliar

Dalam bukunya, Hartono mengatakan, partikel ik difungsikan untuk memberikan penekanan pada kata sifat yang dipakai untuk menunjukkan kekaguman atau kecewaan.

Contoh: jebule baksone enak ik (ternyata baksonya enak), wih, dhenyome ayu banget ik (wah, alangkah cantiknya gadis itu), asem ik, tiwas andri rak kemanan karcis (sialan, sudah antre tidak kebagian karcis).

Partikel "ok" biasanya berfungsi sebagai memberikan penekanan pada kata kerja dalam pernyataan.

Baca Juga: Link Nonton My Nerd Girl Episode 6, Tayang Sabtu 19 Maret 2022, Papa Rea Dalang Kenapa Fara Bunuh Diri?

Contoh: aku wes bali ok (saya sudah pulang), aku bar mangan ok (aku sudah makan).

Sementara partikel "ta" digunakan untuk penekanan kata keterangan dalam kalimat peenyataaan.

Contoh: ya wis ta, nek koe rak gelem dikandhani (ya sudahlah, kalau kamu tidak bisa dinasehati.

"Partikel ta juga sering digabung dengan ya untuk memberikan penekanan pada kata sifat atau kata ketwrangan dalam kalimat perintah," ucapnya.

Adapun contohnya, ben ora teles kena banjir, sepatune di copot sek ta ya ( biar tidak basah terkena banjir, lepas dulu sepatunya).

Baca Juga: Indonesia 1958 Trending Twitter, Sejarah Kelam Indonesia, CIA Suplai Senjata ke Pemberontak?

Halaman:

Tags

Terkini