KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Meski sudah ada larangan dan pengumuman agar pedagang tidak berjualan di sekitar bangunan Pasar Weleri yang terbakar, namun banyak yang membandel tetap berjualan.
Petugas gabungan Satpol PP, TNI dan Polri pun beberapa kali melakukan penertiban pedagang yang menggelar dagangannya di Pasar Weleri.
Untuk mengantisipasi tidak main kucing-kucingan, pos pengamatan didirikan di sekitar Pasar Weleri agar bisa memantau pedagang yang nekat menggelar dagangan di sekitar bangunan tersebut.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kendal, Subarso mengatakan, penertiban ini dilakukan karena pedagang melanggar aturan pemerintah daerah.
Baca Juga: Pemerintah Umumkan Cuti Bersama Lebaran, Tanggal 29 April dan 4-6 Mei 2022
Selain membahayakan pedagang kerana berdagang di dekat bangunan terbakar, juga mengganggu arus lalu lintas karena lapak tumpah ke bahu jalan.
"Hari ini semestinya kami angkut pedagang yang melanggar ketentuan," terangnya.
Dengan melihat berbagai pertimbangan, pihaknya pun memberikan toleransi kepada pedagang pada hari ini. Tetapi, petugas meminta agar semua lapak bersih sore hari, dan tidak digunakan berdagang kembali.
Salah seorang pedagang buah yang membuka lapak daganganya di bahu jalan Sutoyo mengaku terpaksa berjualan di pinggir jalan pantura, dikarenakan ditempatnya jualan yakni pasar relokasi sepi nyaris tidak laku daganganya.
Untuk menghindari gerobak atau lapaknya diangkut petugas, ia memilih berjualan menggunakan sepeda motor.
“Kalau di pasar relokasi sepi tidak pernah laku, ini mau diangkut lapak saya jadi pilih bongkar sendiri dan bawa pulang saja,” katanya.
Sementara pedagang daging ayam potong, Raminah mengaku tetap membandel dan berjualan dibahu jalan.
Baca Juga: SPOILER One Piece 1046, Rencana Besar Raizo Padamkan Api Seluruh Pulau, Zoro Muncul?
Dirinya kesal lantaran sepinya pembeli di pasar relokasi eks Terminal Bahurekso. Padahal menurutnya, bulan Ramadhan merupakan salah satu kesempatan pedagang untuk bisa kembali bangkit ekonominya di sektor perdagangan pasar.