semarang-raya

Pesantren Kilat di Lapas Semarang Resmi Ditutup, 100 Napi Diwisuda

Kamis, 21 April 2022 | 16:57 WIB
Sejumlah napi diwisuda saat pesantren kilat di Lapas Semarang (Dok)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Kegiatan pesantren kilat bagi narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang resmi ditutup atau diwisuda, Kamis 21 April 2022.

Adapun pesantren kilat yang dilaksanakan di Masjid At- Taubah Lapas Semarang itu telah berlangsung sejak awal Ramadhan.

Penutupan pesantren kilat dihadiri oleh Kalapas Semarang, para pejabat struktural Lapas Semarang, ustadz pembimbing serta 100 peserta pesantren kilat.

Baca Juga: Kemenkes Siapkan 340 Pos Kesehatan saat Mudik Lebaran 2022

Kalapas Semarang, Tri Saptono Sambudji dalam keterangan yanh didapat menjelaskan, kegiatan semacam ini akan terus dilaksanakan dan ditingkatkan serta bekerja sama dengan berbagai pihak dalam proses pembinaan di Lapas Semarang.

“Kegiatan ini penting untuk meningkatkan iman dan taqwa serta pengetahuan para narapidana. Dan harapannya mereka dapat mengaplikasi pengetahuan agama yang mereka dapat dari kegiatan pesantren ini, bukan hanya pada bulan Ramadhan tetapi juga pada keseharian mereka,” harap Tri Saptono.

Nuryanto, satu dari 100 narapidana yang lulus dari pesantren kilat ini mengungkapkan, tidak ada rasa selain bahagia karena mampu mendalami bacaan Alquran dengan baik.

"Karena sebelum ikut pesantren kilat ini, saya belum bisa mengaji maupun baca Alquran dan tidak mendalami ilmu agama sama sekali," kata narapidana berusia 28 tahun tersebut.

Baca Juga: Antisipasi Macet Mudik Lebaran 2022, Menhub: Hindari Perjalanan Tanggal 28-30 April 2022

Selama dua minggu ini, Nuryanto mendapatkan pembinaan dari program Pesantren Kilat ini. Ia mempelajari seluruh ilmu baca Alquran seperti masalah tartil, tahfidz, tajwid dan gharib. Metode yang diajarkan sejumlah pengajar ini dinilai sangat menyenangkan dan mudah untuk dihapalkan.

Ia salah satu narapidana yang rajin dan taat untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pesantren kilat yang didorong karena dirinya menyesali perbuatan di masa lalu dan ingin memperbaiki di masa yang akan datang.

“Bangga dan terharu, saya bisa belajar mengaji dengan membaca Alquran. Saya selama ini menyia-nyiakan hidup saya dengan tujuan hidup yang gak jelas. Hikmahnya saya lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tambahnya.

Baca Juga: Tanda dan Ciri-ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar

Belajar mengaji lewat pesantren kilat ini merupakan program pemberantasan buta huruf Al-Quran di Lapas dengan menggerakkan program Gerakan Ayo Mengaji (Geram) serta Gerakan Ayo Sholat (GAS).

Halaman:

Tags

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB