Dikatakan, biasa ada tiga masalah muncul dalam perencanaan desa yaitu pertama kurang sinkron perencanaan jangka pendek, menengah, dan penganggaran di desa.
"Harus sinkron antara perencanaan menengah, pendek, dan penganggaran," timpalnya.
Lanjut Yanuar, kedua, usulan dari Pemdes tidak sesuai dengan kewenangan sehingga sulit direalisasikan, dan ketiga, usulan desa tidak sesuai dengan judul yang ada di SK Bupati.
"Pemerintah Desa harus bisa memetakan permasalahan apa, potensinya apa, muncul program kerja," tandasnya.
Sementara CEO Protades Indonesia, Juni Prayitno mengatakan, problem menyusun perencanaan yang ada di desa menginisiasi pihaknya bersama Kecamatan Sukorejo untuk menyusun Sate Angsa, agar perencanaan lebih mudah dan terintegrasi.
"Semoga aplikasi Sate Angsa bermanfaat bagi Pemerintah Desa di Kecamatan Sukorejo khususnya, dan masyarakat Kendal pada umumnya," harapnya.***