(SEMARANGAN) Sejarah Pecinan Semarang Part 2: Bangunan Khas dan Arti Kelenteng bagi Masyarakat Tionghoa

photo author
- Selasa, 11 Januari 2022 | 21:14 WIB
Klenteng Tay Kak Sie di Pecinan Semarang. Klenteng bagi masyarakat Tionghoa tempo dulu tidak hanya sekadar tempat ibadah.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Klenteng Tay Kak Sie di Pecinan Semarang. Klenteng bagi masyarakat Tionghoa tempo dulu tidak hanya sekadar tempat ibadah. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

 


SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Pecinan Semarang adalah satu distik di Kota Semarang yang punya daya tarik tersendiri.

Di Pecinan Semarang banyak masyarakat Tionghoa yang memadati wilayah tersebut dengan berbagai tradisi dan kultur yang khas.

Amen Budiman, penulis sejarah Semarang menyampaikan, jika Pecinan Semarang punya sejarah yang panjang di Kota Semarang.

Pecinan Semarang terbentuk pada tahun 1740 ketika masyarakat Tionghoa lari dari pembantaian kompeni di Batavia.

Baca Juga: Bongkar Pertahanan Aston Villa, Ralf Rangnick Ungkap Ganti Formasi di Tengah Laga

Dalam catatannya tentang masyarakat Tionghoa Semarang Tempo Dulu, Amen mengisahkan bahwa awalnya, Pecinan Semarang adalah distrik yang tidak enak dilihat.

Jalan-jalannya kecil-kecil dan sempit serta menjorok jauh ke dalam.

Sedangkan rumah-rumahnya, sekalipun terbuat dari tembok dan beratap genteng, namun keadaannya banyak yang kotor dan suram.

"Hanya ada sedikit saja rumah yang baik di tempat itu," tulis Amen dalam mengutip laporan perjalanan pendeta Belanda Dr. Baron van Hoevel.

Kemudian untuk rumah, di Pecinan Semarang memiliki bangunan yang khas.

Waktu itu rumah-rumah di pecinan memiliki langgam bangunan Tionghoa kuno dengan bentuk wuwungan yang unik.

Sementara pintu-pintunya dibuat spesial dari kayu jati yang tebal dan tua.

Tampak sangat kokoh dan sangat kuat karena kerangkanya dibuat dari batu.

Kerangka pintu semacam itu tidak dibuat di Semarang tapi didatangkan khusus dari Tionghoa dan dengan biaya yang tidak murah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X