SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Temuan klaster sekolah Kota Semarang. Dinkes Kota Semarang memberikan informasi terkini berkaitan dengan banyaknya kasus Covid-19 di Semarang.
Kepala Dinkes Kota Semarang Abdul Hakam, menjelaskan, sejauh ini ada sekitar 76 kasus Covid-19 di lingkungan pendidikan Kota Semarang.
Dari data Dinkes Kota Semarang, Hakam menyebut 76 orang itu terdiri dari siswa dan juga guru terutama di sektor SMA dan SMK.
Baca Juga: Temuan Klaster Sekolah Kota Semarang, 76 Siswa dan Guru Positif Covid-19
"Di SD ada tapi yang paling banyak di SMK dan SMA. Oleh karena itu kami berembug dengan Pak Wali untuk menutup pembelajaran tatap muka selama 2 minggu," paparnya kepada wartawan saat ditemui di Kantor Wali Kota, Senin 7 Februari 2022.
Hakam melanjutkan, siswa dan guru yang Covid-19 itu beragam, ada satu sekolah yang hanya 1-2, ada juga yang lebih dari 10.
Namun yang jelas, lanjut Hakam, tidak semua kasus itu tertular dari sekolah langsung namun ada juga yang dari keluarga.
"Baru bisa dikatakan klaster sekolah kalau ada yang kontak erat dalam satu kelas. Nah itu baru bisa dikatakan klaster sekolah," ucapnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kendal Melonjak 131 Orang, Tapi Bukan Varian Omicron
Hakam kemudian menambahkan jika sejauh ini Dinkes Kota Semarang sudah rutin melakukan random sampling, bahkan sejak bulan September sampai Januari dan salah satunya di sekolahan.
Dari random sampling itu tidak disangka pada saat Januari angka omicronnya tinggi sekali.
"Jadi saya sampaikan dari hasil zoom tadi malam dari 330 sampel WGS yang sudah diperiksa Labkes provinsi, 175 omicron itu bulan akhir Desember sudah mulai muncul sampai Februari sisanya delta. Tapi ini memang pengambilan sampel dari September. Sampai november variannya masih delta, namun bergeser ke Desember-Januari omicronnya sudah banyak," papar Hakam.
Baca Juga: Kisah Haru Kunarsih ke Bupati Wihaji, Rumah Tak Layak hingga Kerap Ngutang
Sementara kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi telah meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) untuk melakukan penyegaran dan evaluasi kembali pelaksanaan PTM, utamanya penerapan SOP Prokes di sekolah.
"Kami turut meminta agar ada penyemprotan disinfektan di sekolah-sekolah dan dipastikan air di wastafel mengalir atau tidak, tempat duduk sudah berjarak 1,5 meter atau belum dan lain-lainnya."
Semua upaya ini, lanjut Hendi, merupakan bagian komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam melindungi murid-murid sekolah supaya tetap sehat, sekaligus untuk mendapatkan pelajaran secara maksimal.