PEDURUNGAN, AYOSEMARANG.COM - Tradisi Kupat Jembut sampai saat ini masih terus dilaksanakan di Kecamatan Pedurungan untuk memperingati Lebaran Syawal.
Namun dalam mempertahankan tradisi Kupat Jembut itu tentu tidak mudah.
Upaya mempertahankan tradisi Kupat Jembut itu terus dilakukan oleh Juwarti, sesepuh di RW 1 Kelurahan Pedurungan Tengah.
Baca Juga: Ribuan Warga Berebut Lopis Raksasa Krapyak, Ini Filosofi Perayaan Syawalan di Pekalongan
Di kampungnya dari tahun ke tahun selalu ada tradisi rutin di Hari Raya Syawalan yang dinamakan dengan “Kupat Jembut”.
Setelah membagi-bagi Kupat Jembut pada 9 Mei 2022, dia khawatir jika tradisi ini akan hilang.
Pasalnya Juwarti sadar saat ini zaman semakin modern dan jika tidak diingatkan terkadang pemuda akan lupa.
“Saya generasi paling tua di kampung ini. Jadi saya juga ikut mencetuskan tradisi ini setiap syawal,” ujar Juwarti.
Baca Juga: Bukan Saru, Ini Sejarah Tradisi Syawalan Kupat Jembut di Kota Semarang
Selain itu hal yang paling membuat Juwarti khawatir adalah, sudah berkurangnya minat warga untuk memasak sendiri Kupat Jembut.
Mungkin agar lebih praktis warga memilih membeli langsung.
“Padahal rasanya berbeda kalau masak sendiri,” tambahnya.
Juwarti kemudian menjelaskan bagaimana dia memasak Kupat Jembut.
Caranya adalah dengan membuat kupat terlebih dahulu sebagaimana umumnya. Kupat dikukus selama 6 jam.