Sesepuh Khawatir Tradisi Kupat Jembut di Semarang Memudar, Ada Apa?

photo author
- Senin, 9 Mei 2022 | 14:46 WIB
Kupat Jembut yang menjadi tradisi di Pedurungan. Sesepuh setempat khawatir tradisi Kupat Jembut akan memudar. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Kupat Jembut yang menjadi tradisi di Pedurungan. Sesepuh setempat khawatir tradisi Kupat Jembut akan memudar. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Baca Juga: Pekan Depan, UPGRIS Mulai Gelar Kuliah Tatap Muka

Dalam sekali masak, Juwarti bisa membuat sebanyak 80 Kupat Jembut. Biasanya dia juga sempat mendapat pesanan.

Namun belakangan dikarenakan pandemi, belum ada lagi yang meminta.

“Setelah kupat matang, lalu tengahnya dibelah. Setelah dibelah dimasuki tauge dan sayur-sayuran yang diurapi dengan sambal kelapa. Atau ya bisa disebut dengan gudangan,” jelasnya.

Berbeda dengan kupat, gudangan dalam hal ini dibuat secara dadakan.

Sebab sambal parutan kelapa sebagai bumbu tidak bisa dibuat dalam waktu yang lama. Jika dipaksakan maka akan basi.

Juwarti juga membeberkan jika warganya belum banyak yang bisa membuat kupat.

Baca Juga: Kecelakaan Semarang Hari Ini, Wanita Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Kereta Api di Pedurungan

Dia pun berharap bisa terus sehat agar bisa terus memasak dan melestarikan tradisi ini.

“Semoga masih ada yang mau belajar dan meneruskan,” pungkasnya. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X