KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Penyedia perangkat medis, Mindray Indonesia meresmikan pabrik barunya yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, Sabtu 27 Agustus 2022.
Dalam membuka pabrik barunya ini, Mindray Indonesia bekerja sama dengan produsen lokal PT D&V International Makmur Gemilang atau biasa dikenal dengan DV Medika.
Pembukaan pabrik baru Mindray Indonesia ini juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin.
Dengan diresmikannya pabrik di Kendal ini, Mindray Indonesia perusahaan multinasional pertama di industri alat kesehatan yang memulai produksinya di Indonesia.
Baca Juga: Perkembangan Kawasan Industri Kendal Lambat, Banyak Lahan Kosong, Ini Faktor Penyebabnya
Chris Zhang, Presiden Direktur Mindray Indonesia menyampaikan jika perusahaannya berusaha untuk membuat layanan kesehatan yang terjangkau.
Upaya ini didukung dengan memastikan ketersediaan perangkat yang diperlukan, tetapi juga adanya sumber daya manusia yang terlatih untuk mengoperasikan mesin ini serta biaya yang masuk akal yang membuat layanan kesehatan dapat diakses oleh semua orang.
"Melalui produksi kami di Indonesia, kami membawa para ahli global kami untuk terlibat dalam transfer pengetahuan dan teknologi dengan DV Medika sebagai mitra kami dan semoga dapat berkontribusi pada ketahanan perawatan kesehatan domestik,” kata Chris Zhang, Presiden Direktur Mindray Indonesia.
Sebagai pusat manufaktur baru Mindray, pabrik DV Medika di Kendal akan menjadi produsen dan mitra strategis Mindray untuk mendistribusikan produk ke seluruh kota di Indonesia yang mencakup kelima pulau utama.
Baca Juga: Kawasan Industri Terpadu Batang Diklaim Serap 287 Ribu Tenaga Kerja
Produk-produk tersebut meliputi Pompa Syringe dan Pompa Infus, Meja Operasi, dan Docking Station.
"Dengan penambahan lini produk yang akan diproduksi di pabrik ini di masa mendatang, Mindray juga berharap dapat membantu pemerintah dalam mempercepat ketahanan infrastruktur kesehatan di seluruh penjuru negeri," lanjutnya.
Sedangkan Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hingga saat ini, Indonesia masih mengandalkan impor teknologi medis canggih seperti monitor pasien, defibrilator eksternal otomatis (AED), dan mesin anestesi yang berimbas pada biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi.
"Untuk memperkuat sistem kesehatan lokal, pemerintah Indonesia mendorong produksi secara lokal guna memastikan ketersediaan alat kesehatan dan berkurangnya biaya kesehatan yang membuat bangsa menjadi lebih siap menghadapi tantangan medis di masa depan," sambungnya.