NGALIYAN, AYOSEMARANG.COM - Jika membahas makam PKI di Ngaliyan Semarang ada satu cerita yang selalu disebut yakni tentang Moetiah.
Moetiah adalah salah seorang perempuan yang pernah dieksekusi di makam PKI di Ngaliyan Semarang yang berada di Dukuh Plumbon RT 3/RW 3 Kelurahan Wonosari.
Cerita Moetiah dipaparkan oleh Gunawan, Ketua RT 3 yang banyak merekam memori cerita dari para warga.
Baca Juga: Jejak Makam Tua di Kota Semarang, Saksi Pilu Tragedi G30S PKI
Begitu disinggung soal Moetiah, Gunawan langsung bercerita banyak. Ceritanya dikutip dari para saksi mata yang juga merupakan bagian dari warganya.
"Kalau kata Mbah Sukar, salah seorang saksi mata yang masih hidup saat ini, Moetiah ditembak tidak mati dan dikubur hidup-hidup," katanya saat ditemui Kamis 29 September 2022.
Kata Gunawan, masih mengutip perkataan saksi mata tadi, dulu orang-orang yang diduga PKI itu dibawa ke tempat pemakaman tersebut.
Begitu sampai, orang-orang itu diminta berdoa sebelum dieksekusi. Setelah dieksekui dengan ditembak, ada satu orang yang tidak mati yakni Moetiah tadi.
"Dia tidak mati. Malah ketawa-ketawa lalu bilang, 'tembak saja berkali-kali saya tidak akan mati'.
Namun pagi para eksekutor, malam itu semuanya harus dimusnahkan. Alhasil Moetiah dikubur hidup-hidup," paparnya.
Baca Juga: Kenapa Hari Kesaktian Pancasila Dikaitkan dengan G30S PKI? Apa Hubungannya? Simak Selengkapnya
Banyak yang menuturkan jika Moetiah dulu dari keluarga berada. Namun karena ada yang tidak suka, dia sempat dicap anggota Gerwani.
"Dulu kan kalau ada yang tidak disukai dikatakan PKI. Lalu keluarga-keluarganya sampai kena," sambungnya.
Begitupula dengan Moetiah, keluarganya pun ikut terdampak dan hidup tidak tenang. Namun lambat laun seiring situasi politik Indonesia yang mereda, mereka kembali bisa hidup normal.