SEMARANG, AYOSEMARANG.COM-Telah terlaksana kegiatan Abdi Desa oleh tim PPK Ormawa BEM KM UNNES pada tanggal 7 – 9 Oktober 2022, di Desa Klitikan, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Pelaksanaan Abdi Desa ini merupakan lanjutan Abdi Desa yang telah terlaksana bulan Agustus lalu berupa pelatihan pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif dengan memanfaatkan limbah minyak kayu putih. Namun dalam praktik pembutannya tersebut masih menggunakan alat sederhana.
Dalam pelatihan lanjutan ini, praktik pembuatan briket sudah menggunakan alat yang lebih memadai yaitu dengan dua mesin yang berupa mesin penepung dan pengulen serta alat pencetak dan oven. Pelatihan tersebut dikhususkan untuk melatih hardskill pengurus Rumah Inovasi. Rumah Inovasi sendiri merupakan wadah untuk mengembangkan potensi baik SDM maupun SDA yang dimiliki Desa Klitikan.
Pelaksanaan program pelatihan pembuatan briket ini bermula dari ditemukannya permasalahan oleh tim PPK Ormawa BEM KM UNNES berupa limbah hasil penyulingan minyak kayu putih yang terdapat di desa klithikan.
Dalam kesempatan ini, tim PPK Ormawa menyampaikan materi lanjutan terkait produksi briket menggunakan mesin dengan metode torefaksi. Metode torefaksi merupakan proses pretreatment terhadap biomassa untuk menjadi bahan bakar yang mempunyai kandungan energi yang lebih tinggi, pemanasan biomassa tersebut dilakukan pada suhu 200℃ - 300℃.
Baca Juga: Mental Age Test Usia Berapa? Lebih Tua atau Muda? Link Tes Usia Mental Indonesia 2022
Biomssa sendiri adalah semua senyawa organik yang berasal dari tanaman pertanian, alga, dan sampah organic
Langkah dalam pembuatan briket yaitu yang pertama adalah pengeringan limbah minyak kayu putih, selanjutnya proses torefaksi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, langkah berikutnya yaitu penggilingan limbah minyak kayu putih menjadi tepung dengan menggunakan mesin penepung. Setelah itu dilakukan pencampuran limbah dengan perekat perbandingannya yaitu 1:25 atau sebesar 5%.
Berikutnya dilakukan penambahan air panas dengan perbandingan 1:8. Proses selanjutnya yaitu pengadukan dengan menggunakan mesin pengulen. Setelahnya dilakukan pencetakan dan langkah terakhr yaitu pengeringan produk menggunakan oven dan sinar matahari.
Adapun dalam kesempatan ini salah satu peserta pelatihan yang juga merupakan anggota pengurus rumah inovasi yaitu Ridwan menyampaiakan kekhawatirannya mengenai pemanfaatan dari produk briket itu sendiri.
“Jika limbah minyak kayu putih sudah jadi dalam bentuk briket bisa digunakan untuk apa saja nantinya," ujarnya.
Selain untuk meningkatkan kualitas lingkungan, briket diproduksi untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar alternaif pengganti arang dan kayu bakar yang dibutuhkan ketika proses penyulingan minyak kayu putih. Selain itu produksi briket ini juga dapat digunakan sebagai sumber usaha baru yang nantinya diharapka dapat dipasarkandengan skala luas.
Dalam kesempatan ini disampaikan juga beberapa keunggulan briket dibanding areng biasa “Keunggulan produk briket ini jika dibandingkan areng biasa yaitu pada abu yang dihasilkan, tingkat kepanasan dan ketahanan dari briket itu sendiri dimana satu batang briket tersebut jika dipanaskan dapat bertahan selama kurang lebih 3 jam” tutur Wafikul salah satu anggota tim PPK Ormawa.
Selain pelatihan lanjutan produksi briket, pada abdi desa kali ini tim PPK ORMAWA BEM KM UNNES juga melaksanakan penanaman sereh wangi. Penanaman sereh wangi dilakukan di antara sela lahan pohon kayu putih. Penanaman sereh wangi bertujuan untuk disversifikasi lahan.
Baca Juga: Model Urban Kesan Klasik! Intip Harga dan Spesifikasi All New Honda Scoopy Generasi Terbaru 2023