“Menuntut untuk mengganti nama juga tidak bisa karena gedung toko dan nama itu melekat sebagai cagar budaya. Tapi untuk produk jajanan kuliner kembali pada cita rasa khas, kami yang asli dan selalu diburu pelanggan,” paparnya.
Toko Oen di Malang sendiri, dikutip dari berbagai sumber, jika pada tahun 1990 telah dijual ke pengusaha bernama Danny Mugianto.
Tidak hanya es krim, daftar menu Toko Oen Malang juga menampilkan berbagai menu makanan seperti makanan pembuka, sup, masakan oriental, burger dan sandwich, salad, steak, dan tentu saja tidak ketinggalan menu khas Indonesia. Termasuk ada menu khas Toko Oen nasi goreng dan nasi semur lidahnya yang terkenal enak.
Yenny pun akhirnya hanya bisa pasrah dan tak henti meluruskan.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! KPU Buka 1.352 Formasi Pendaftaran PPPK, Ini Tahapan yang Harus Dilalui
Saking pasrahnya, dia sudah semakin biasa menghadapi produknya banyak ditiru oleh orang lain.
Hanya saja, resep original tetap akan menjadi rujukan konsumen dalam merasakan sensasi keaslian kuliner atau jajanan.
“Koki saya banyak yang dibajak, dari resto, toko kue, bakery, tapi resep kunci masih saya pegang. Jadi, soal rasa tak bisa berbohong pada konsumen setia,” katanya.
Kemudian untuk hak merek dan hak dagang, dia menegaskan tiga gerainya di Jakarta, Malang, dan Jogja telah dijual.
"Bangunan gedung dengan nama Toko Oen tersisa hanya ada di Semarang," sambungnya.***