Kedua, lanjut Qodari, Ganjar dan PDI Perjuangan kerap menyerang Presiden Jokowi yang pada akhirnya membuat relawan dan pendukung Presiden Jokowi mengalihkan dukungannya dari awalnya ke Ganjar kini bermigrasi ke Prabowo.
“Mas Ganjar dan PDI selalu dan banyak menyerang Pak Jokowi, akhirnya para pecinta atau penggemar simpatisan Pak Jokowi melarikan suaranya kepada Prabowo. Dan kalau kita melihat gabungan suara Prabowo dan Mas Ganjar itu kan sekitar 75 persen, jadi gak jauh lah dari tingkat kepuasan sekitar 80 persen itu,” urainya.
Alasan ketiga, kata Qodari, aksi dari relawan Gerakan Sekali Putaran (GSP) yang bergerak di seluruh Indonesia mendapat sambutan positif dari masyarakat luas, ditambah gagasan ini juga turut didukung oleh elit partai, para relawan dan berbagai elemen lainnya.
“Yang berikutnya lagi adalah adanya gerakan sekali putaran yang saya pelajari dan dibantu oleh teman-teman relawan dan kemudian diikuti oleh partai politik dan alhamdulillah dukungan kepada gerakan sekali putaran ini atau pilpres sekali putaran itu luas dan semakin meningkat. Kita lihat bagaimana terakhir survei dari Lingkaran Survei Indonesia dan lembaga-lembaga lain menunjukkan mereka yang mau sekali putaran itu angkanya mencapai 80 persen,” ucapnya.
Baca Juga: Rumah Sakit Elizabeth Semarang Fasilitasi Pemilu bagi Pasien, Bentuk Penghargaan Selain Pengobatan
Dengan hasil ini, Qodari menyampaikan bahwa kemenangan Prabowo-Gibran sekali putaran adalah realitas suara mayoritas masyarakat yang menginginkan Pilpres 2024 ini selesai sampai 14 Februari saja.
“Inilah realitas pilihan politik masyarakat Indonesia, jangan di-frame pakai imajinasi, pakai fiksi atau imajinasi politik yang keluar dari realitas politik masyarakat Indonesia itu. Karena masyarakat Indonesia sebagai pemilik mandat kekuasaan tertinggi tentunya akan marah dan vis a vis itu akan berhadapan dengan rakyat,” ungkapnya.
“Jadi diterima sebagai sebuah realitas tentunya kita akan menunggu hasil resmi dari KPU tetapi balik lagi melihat pengalaman sebelumnya tentunya akan ketahuan hasilnya,” tambahnya.
Untuk selanjutnya, Qodari berharap setelah kontestasi ini selesai semuanya kembali bersatu dan mau melakukan rekonsiliasi nasional.
Baca Juga: Terbentur Aturan, Banyak Pasien di Rumah Sakit Tidak Bisa Mencoblos
“Pesan bagi politisi dan para kandidat capres-cawapresnya ya saya kira ya diterima lah ini sebagai sebuah kehendak masyarakat dan kalau anda kemudian macam-macam maka anda akan berhadapan dengan rakyat banyak,” tegasnya.
“Jadi saya kira ikhtiar rekonsiliasi itu sangat relevan dan sangat penting pada hari ini mudah-mudahan bisa rekonsiliasi secepatnya elit capres-cawapres partai politik dan semua elit-elit yang lain lah demi kebaikan bangsa dan negara,” lanjutnya.
Apalagi dalam waktu dekat masyarakat Indonesia akan menyambut bulan puasa dan Idul Fitri sehingga menjadi momentum yang pas untuk melakukan rekonsiliasi.
“Apalagi kemudian bulan depan kita sudah masuk bulan Ramadan dan setelah itu sudah masuk Idul Fitri tentunya momentum yang sangat pas untuk mencapai suatu rekonsiliasi nasional dan kita bisa melanjutkan kehidupan, melanjutkan pembangunan," jelasnya
Baca Juga: Quick Count Sementara, Prabowo-Gibran Unggul di Semarang, Paling Banyak di Gayamsari dan Gunungpati