BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Kinerja konvergensi penanganan stunting yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Batang setiap tahun terus menunjukkan hasil positif.
Pada 2024, di bawah kepemimpinan Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, Kabupaten Batang berhasil meraih peringkat ketiga se-Jawa Tengah dalam upaya penanganan stunting.
Sebelumnya, di tahun 2023, Kabupaten Batang menduduki posisi keempat.
"Alhamdulillah, tahun 2024 kita masuk peringkat nomor tiga. Nomor satu Kota Semarang, nomor dua Kabupaten Pati," ungkap Lani dengan penuh syukur.
Baca Juga: Banyak Pabrik Besar, UMK Batang 2025 Yakin Tembus Rp2,6 Juta? Inilah Data Upah 5 Tahun Terakhir
Penghargaan ini bukan sekadar angka atau posisi di klasemen, melainkan pengakuan atas keberhasilan penerapan metode pentahelix, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Semua unsur, mulai dari TNI, Polri, hingga Kantor Kementerian Agama, turut berperan aktif dalam upaya bersama menurunkan angka stunting di Batang.
"Penilaian ini meliputi berbagai indikator, mulai dari administrasi, paparan, hingga wawancara. Jadi, ada dua tahap penilaian yang sangat ketat. Penghargaan ini adalah pengakuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas keberhasilan kita bersama dalam mengatasi stunting," ujar Lani. " jelas Lani.
Baca Juga: Titik Perbaikan Pantura Bertambah, Begini Rekayasa Lalu Lintasnya
Sementara itu, Pj Sekda Batang, Ari Yudianto, menyoroti kompleksitas penilaian angka stunting yang kerap menimbulkan kontroversi. Menurutnya, data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) hanya mengambil sampel dari 918 balita, yang sebenarnya terlalu kecil untuk mewakili kondisi keseluruhan.
“Survei ini hanya 0, sekian persen dari total balita di Batang, jadi kurang representatif," kata Ari.
Di sisi lain, data yang dihimpun melalui pengukuran mandiri oleh tenaga kesehatan menunjukkan hasil yang lebih akurat. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), cakupan pengukuran stunting di Kabupaten Batang telah mencapai 99 persen, dengan total 53.390 balita dari 53.402 yang telah terukur.
Baca Juga: BPBD Batang Bentuk Tim Reaksi Cepat Pertajam Kemampuan Tanggap Bencana
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.159 balita atau sekitar 7,79 persen teridentifikasi mengalami stunting, jauh di bawah target nasional yang mencapai 14 persen.