AYOSEMARANG.,COM -- Sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir dilanda cuaca ekstrem. Pada siang hari udara terasa panas menyengat, sementara pada malam hari hujan lebat mengguyur berbagai daerah.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini merupakan ciri khas masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.
BMKG menjelaskan, fenomena tersebut terjadi akibat kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia.
Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Menyengat di Semarang Meski Sudah Masuk Musim Hujan
Pada bulan Oktober, posisi matahari sudah sedikit bergeser ke selatan ekuator, menyebabkan wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima pemanasan yang intens.
Selain itu, hembusan angin kering dari Australia turut berkontribusi meningkatkan suhu udara di beberapa wilayah.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dalam beberapa hari terakhir, suhu maksimum udara tercatat mencapai 38 derajat Celsius di sejumlah lokasi.
“Daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38.2°C), Majalengka, Jawa Barat (37.6°C), Boven Digoel, Papua (37.3°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37.0°C),” tulis keterangan BMKG, dikutip Ayosemarang.com, Senin 20 Oktober 2025.
Di sisi lain, BMKG juga mencatat hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari akibat adanya aktivitas konvektif lokal di beberapa wilayah.
Baca Juga: Suhu Panas di Jawa Tengah Tembus 35 Derajat, BMKG Sebut Masih Kategori Normal
Hujan tinggi terpantau di Belawan, Sumatera Utara (117.6 mm/hari), Deli Serdang, Sumatera Utara (110.4 mm/hari), dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (88.4 mm/hari).
“Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun cuaca panas dan terik masih mendominasi pada pagi hingga siang hari di sejumlah wilayah Indonesia, potensi pembentukan awan konvektif dengan intensitas hujan tinggi pada sore hingga malam hari masih tetap signifikan, sejalan dengan karakteristik periode transisi musim dari kemarau menuju musim hujan di wilayah tropis,” sambungnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah.
“Masyarakat diharapkan secara rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG, serta menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan genangan air maupun bencana hidrometeorologi lainnya,” pungkasnya.