Inovasi Energi Terbarukan Boyolali, Ubah Masalah Lingkungan Jadi Sumber Daya

photo author
- Rabu, 12 November 2025 | 06:23 WIB
Warga berhasil mengolah limbah peternakan dan tanaman liar menjadi biogas ramah lingkungan yang mampu menggantikan bahan bakar fosil. (dok.)
Warga berhasil mengolah limbah peternakan dan tanaman liar menjadi biogas ramah lingkungan yang mampu menggantikan bahan bakar fosil. (dok.)

BOYOLALI, AYOSEMARANG.COM – Upaya mewujudkan kemandirian energi berbasis sumber terbarukan kini tumbuh dari tingkat masyarakat. Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, warga berhasil mengolah limbah peternakan dan tanaman liar menjadi biogas ramah lingkungan yang mampu menggantikan bahan bakar fosil.

 

Inisiatif ini merupakan hasil pendampingan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah melalui program pemberdayaan masyarakat. Salah satu kelompok binaan, Pandawa Patra, mengubah kotoran sapi dan kambing menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga.

 

Menurut Haryono, pendamping kelompok tersebut, pengolahan limbah ini tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga menghadirkan alternatif energi bersih yang efisien.

Baca Juga: Percepatan Instalasi PSEL Kawasan Semarang Raya Butuh Kolaborasi Lintas Daerah

“Kami tidak lagi memakai BBM untuk memasak, sudah beralih ke biogas. Setelah dikombinasikan antara limbah sapi dan kambing, hasilnya lebih optimal,” ujarnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (7/11/2025).

 

Dalam waktu tiga bulan, kelompok ini mampu memanfaatkan sekitar 370 karung limbah peternakan menjadi bahan baku biogas. Selain itu, anggota kelompok yang sebagian merupakan penyandang disabilitas juga dilatih dalam praktik peternakan berkelanjutan dan pertanian ramah lingkungan agar ekonomi mereka turut meningkat.

 

Tak hanya limbah ternak, kelompok lain yaitu Pokmas Ngudi Tirto Lestari juga mengembangkan biogas dari eceng gondok yang menumpuk di Waduk Cengklik. Tanaman gulma yang semula merusak ekosistem perairan itu kini menjadi sumber energi baru yang bermanfaat.

 

Dalmanto, perwakilan kelompok, menjelaskan bahwa batang dan daun eceng gondok difermentasi selama 21 hari hingga menghasilkan gas yang dapat disalurkan ke kompor untuk memasak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X