Selanjutnya teks Proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dan karena sebagian besar tokoh dalam peristiwa ini muslim.
Sehingga sebelum pulang dan istirahat untuk persiapan pembacaan Proklamasi esok harinya mereka menyempatkan diri untuk makan sahur di ruangan yang sama.
Konon menu sahur para pendiri negeri ini berupa roti telur dan ikan sarden yang dimasak di rumah Laksamana Maeda.
Tadashi Maeda juga memasakan mereka Satsuki Mishima serta beberapa makanan dan minuman untuk disuguhkan pada orang-orang yang masih berkumpul di kediamannya.
Sebelum pulang kedua Proklamator tersebut berpamitan dan memberikan ucapan terima kasih kepada Laksamana Maeda.
Makan sahur kala itu sangat terasa menjadi catatan kecil sejarah perjuangan bangsa menjelang Proklamasi.
Proklamasi Dibacakan Pada Bulan Ramadhan
Pada peristiwa ini konon telah terjadi perbedaan pendapat antara kaum muda yang ingin proklamasi segera dilaksanakan.
Sedangkan Ir Soekarno dan tokoh yang lain menginginkan agar peristiwa besar tidak dilaksanakan dengan tergesa-gesa.
Karena akhirnya pelaksanaan Proklamasi tersebut disepakati yang tentu takdir bangsa juga ikut berperan dalam hal ini.
Entah satu kebetulan atau karena campur tangan takdir peristiwa tersebut akhirnya terjadi pada hari Jumat tanggal 17.
Di Bulan Suci Ramadhan bulan yang penuh dengan berkah dan ampunan dan saat Al Qur'an diturunkan pada 17 Ramadhan.