AYOSEMARANG.COM - Inilah penjelasan mengenai puasa Syawal atau bayar utang puasa dulu, menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, kini umat Islam telah masuk di bulan Syawal.
Di bulan Syawal, ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam, di antaranya puasa Syawal.
Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Syawal 6 Hari, Bolehkah Dikerjakan Tidak Berturut-turut?
Puasa Syawal yang dilakukan sebanyak enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan seperti puasa sepanjang tahun.
Anjuran puasa Syawal ini sebagaimana dalam hadist, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seolah-olah berpuasa setahun.” (HR. Muslim)
Adapun tujuan dari puasa Syawal adalah sebagai pelengkap pahala puasa Ramadhan dan melatih diri untuk tetap disiplin berpuasa meski telah lepas dari bulan suci Ramadhan.
Namun, beberapa wanita yang ingin menjalankan puasa Syawal mungkin bingung akan menjalankan ibadah sunnah itu terlebih dahulu atau membayar utang puasa (puasa qadha) dulu. Dan apakah boleh menggabungkan puasa Syawal dengan utang puasa? Berikut penjelasan MUI.
Menurut MUI, ada tiga cara yang bisa dilakukan dalam menjalankan ibadah puasa Syawal dan membayar utang puasa.
Tiga cara berbeda tersebut berdasarkan pandangan tiga ulama yang berbeda, dan umat Islam dapat memilih satu di antaranya.
Baca Juga: Apakah Puasa Syawal Boleh Digabung dengan Puasa Qadha Ramadhan? Ini Keutamaan Bagi Seorang Muslim
Cara puasa Syawal dan membayar utang puasa menurut MUI adalah sebagai berikut:
1. Puasa Qadha lebih utama didahulukan daripada puasa Syawal karena amalan sunah tidak akan diterima jika amalan wajib belum ditunaikan.
Bagi mereka yang kuat berpuasa dan tidak punya halangan syar’i seperti sakit, musafir atau haid sebaiknya melakukan pandangan pertama ini.