Ia menyebut bahwa ia membuat berbagai jenis kerajian anyaman bambu. Yaitu tobaco, pot bunga, tempat payung, tampir, ayakan, ingkrak, tampah, boda, dan sebagainya.
"Tampah biasa Rp 15 ribu, tampah yang kulit bambu Rp 30 ribu, boda Rp 17 ribu, tolok dan tompo satunya Rp 5 ribu," ujarnya.
Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Desa Rejosari, Zumiatun, mengatakan hampir satu kampung Dalasem membuat kerajinan anyaman bambu. Ia menyebut terdapat sekitar 176 KK membuat kerajinan anyaman bambu di kampungnya tersebut.
"Hampir satu RW membuat per rumahnya. Dukuh Dalasem, Desa Rejosari. RW 3 RT 1 hampir 120 KK tapi satu rumah ada yang satu sampai tiga KK, kalau yang RT 2 RW 3 ini ada 56 KK," terangnya.
Ia menerangkan bahwa ia dulu juga pernah menekuni kerjanian anyaman bambu. Warga kampung tersebut secara turun temurun meneruskan industri tersebut.
"Awalnya orang Gebang, Kecamatan Bonang. Kemudian orang Kembangan. Terus merambah ke Tegalsari, Dalasem Rejosari Kecamatan Karangtengah, lalu warga banyak yang niru," terangnya.