Satriya menambahkan jatah makan untuk warga non muslim masih normal yaitu tiga kali sehari. Tapi tempat makannya dipindah ke gereja dalam lapas. Hal itu untuk menghormati yang puasa.
Tidak hanya itu, Lapas Kelas II B Batang juga memiliki blok santri untuk mencetak warga binaannya menjadi santri. Namun, untuk menjadi santri tidaklah mudah harus melalui tahapan seleksi dari mulai pra santri hingga santri.
Blok Santri Lapas Kelas II Batang sudah di huni warga binaan sebanyak 74 orang. Mereka pun siap mengikuti kegiatan seperti santri pondok pesantren pada umunya.
Baca Juga: Upacara HUT ke 56 Batang, Bupati Wihaji Sampaikan Prestasi 5 Tahun Pimpin Batang
"Blok santri itu orangnya pilihan melalui seleksi pra santri dan santri. Kalau yang masih pra wajib hafalan suratan yang disetorkan ke dewan santri," katanya.
Kurikuluk blok santri, kata dia, 50 persen sudah disamakan dengan pondok pesantren pada umumnya.Pihak Lapas Kelas II Batang juga bekerjasama dengan Ponpes Darul Taubah.
"Setiap santri yang bebas nanti dapat sertifikat santri. Yang notabene setiap enam bulan sekali ada unjian," tukasnya.