Sementata itu, Bupati Batang Wihaji mengapresasi atas hibah alutsista dari Korps Marinir TNI AL yang dijadikan Monumen perjuangan.
"Terimakasih kepada keluarga besar Korps Marinir. Monumen Alutsista ini agar tidak lupa sejarah bahwa rakyat berama TNI dan Polri yang menjadi pengalaman besar yang pernah pernah perang kemersekaan di Kabupaten Batang," katanya.
Monumen Perjuangan juga bisa dijadikan media edukasi untuk genrasi yang akan datang untuk lebih menegenal sejarah dan jiwa prariotisne dan jiwa kepahlawanan.
Baca Juga: Kepala Dinkes Batang Resmikan Klinik Layanan Fertilitas RS QIM
"Selain menjadi edukasi sejarah, alutsista ini juga menjadi wisata gratis dan selfie corner gratis," katanya.
Adapun hibah Alutsista yang dijadikan Monumen Perjuangan berupa satu tank tank jenis ranpur (kendaraan tempur) PT 76 tahun 1961 dari Negara Rusia dengan panjang 7,20 meter, panjang senjata 7, 20 meter dengan lebar 3,14 meter dan tinggi 2,37 meter.
Lalu, 2 meriam jenis Howitzer 122 MM buatan Cekoslavia tahun 1942 dengan kaliber 121,92 mm, panjang laras 2800mm, tinggi 1820mm, lebar 1975 dan beratnya 2.500 kg.