SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - 17 Mei diperingati sebagai Hari Hipertensi Dunia.
Tak hanya menyerang orang dewasa, hipertensi atau tekanan darah tinggi juga menyerang anak-anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut, pemeriksaan tekanan darah pada anak perlu dilakukan di usia lebih dari 3 tahun. Hipertensi bisa menjangkit anak dengan berbagai faktor risiko.
Anak dengan faktor risiko hipertensi yakni, lahir prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR), obesitas, kelainan kongential ginjal, penyakit jantung bawaan, riwayat diabetes, dan konsumsi obat yang berpengaruh pada tekanan darah.
Baca Juga: Nilai Investasi Batang Triwulan I Tembus Rp1 Triliun, Serapan Tenaga Kerja hingga Ratusan Orang
Dalam memeriksakan tekanan darah pada anak, IDAI juga menyarankan agar anak diperiksa dengan manset yang tepat. Manset tersebut disesuaikan
dengan lengan anak.
Lebar manset mencapai setengah hingga tiga perempat pajang lengan atas anak, dan lebar manset menutup 80 persen hingga 100 persen lengan atas.
Angka kejadian hipertensi pada anak, dari informasi IDAI, mencakup prevalensi 3,5 persen. Kejadian hipertensi pada anak laki-laki lebih sering sekira 15-19 persen, sedangkan anak perempuan 7-12 persen.
Risiko hipertensi akan meningkat pada anak dengan berat badan berlebih atau obesitas.
Artikel Terkait
5% Nakes di DIY Tak Lolos Vaksinasi Covid-19 Akibat Hipertensi
Bahaya Memanaskan Opor Bekali-kali untuk Penderita Hipertensi
Waspadai Hipertensi di Masa Pandemi Covid-19
20% Milenial Indonesia Alami Hipertensi, Ini Penyebabnya
Perhatikan Pola Hidup, Hipertensi Jadi Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Diderita di Kota Semarang
Pasien Covid-19 Mengidap Diabetes dan Hipertensi Berisiko Terserang Stroke
Dampak Buruk Keseringan Ngemil Keripik Kentang, dari Hipertensi hingga Stroke
Dokter Zaidul Akbar Ungkap Mandi Air Hujan Efektif Turunkan Hipertensi
8 Jenis Rempah Bantu Turunkan Hipertensi, Cocok Jadi Obat Herbal
Tips Puasa Lancar untuk Penderita Hipertensi, Wajib Hindari Jenis Makanan Ini