SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Musisi Taylor Swift menerima gelar doktor kehormatan, Doctor of Fine Arts, honoris causa dari New York University (NYU), Rabu, 17 Mei 2022 waktu Amerika.
Taylor Swift yang kini berusia 32 tahun mengatakan tak memiliki hak untuk menggurui siapa pun. Namun, ia membagikan bagaimana kisah perjuangannya hingga bisa mendapatkan gelar kehormatan tersebut.
Peraih 16 terofi American Music Awards itu mengaku tak mengenyam pendidikan formal sampai di kelas X. Taylor Swift bahkan tak pernah merasakan bagaimana menjadi warga kampus.
Baca Juga: Mangkang Banjir Rob, Masuk ke Rumah Warga
Meski tak mengenyam pendidikan di sekolah formal, ia melanjutkann studinya dengan home school sambil berkarya di dunia musik. Ia mengaku sempat membayangkan bagaimana duduk di rerumputan kampus dan tinggal di asrama.
Imajinasinya itu diakui sempat dituangkan dalam video klip 'Love Story' di mana ia menjadi mahasiswi yang jatuh hati kepada teman kuliahnya. Video klip itu sudah 12 tahun membekas jadi karyanya.
Meski terlihat glamor sebagai artis, namun ia mengaku hal itu tak seperti yang dilihat orang. Jatuh-bangun menjalani karirnya membuatnya kini mengenal arah tujuan hidup.
Pelantun 'Save and Sound' itu juga menceritakan bagaimana meraih impian tidak bisa dijalani sendiri. Butuh sistim pendukung yang baik, agar bisa mengerti apa yang semeskinya dilakukan.
Baca Juga: Bertoga, Taylor Swift Terima Gelar Doctor Fine Arts dari New York University
Pemilik lagu 'Shake it Off itu' menyarankan agar lulusan di NYU meninggalkan hubungan yang toksik, dan mencoba kehidupan yang lebih 'crige' untuk dirinya sendiri.
"Kita dipimpin oleh insting kita, intuisi kita, keinginan dan ketakutan kita, bekas luka dan impian kita. Dan Anda akan mengacaukannya kadang-kadang. Saya juga. Dan ketika saya melakukannya, kemungkinan besar Anda akan membaca di internet," kata Swift.
"Hal-hal sulit akan terjadi pada kita. Kami akan pulih. Kami akan belajar darinya. Kami akan tumbuh lebih tangguh karenanya," terangnya dalam pidatonya yang diunggah di YouTube NYU.
Baca Juga: Ribut Uang Tanah Warisan, Tumian Tega Bacok Ibu Kandung hingga Tewas
Meski terkesan menjadi panutan, ia menyadari jauh dari kesempurnaan sebagai seorang perempuan yang banyak mendapat tekanan. Stigma yang terjadi, kata dia, adalah anak perempuan harus tumbuh menjadi seperti malaikat.