AYOSEMARANG.COM - Dinamika kebahagiaan di dalah kehidupan manusia tampak bermacam-macam dan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Sebagian orang menganggap bahwa kebahagiaan merupakan karier yang tinggi, sukses, memiliki banyak harta, memiliki keluarga yang harmonis bahkan dapat dikatakan bahagia jika bisa melewati hari tanpa ada masalah.
Namun, setiap orang pasti memiliki konsep kebahagiaanya masing-masing yang ingin dicapai.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Self Care dan Self Love Bagi Kesehatan Mental
Hal tersebut bisa terjadi karena kondisi latar belakang sosial, budaya, agama, jiwa serta suasana hati masing-masing orang berbeda.
Lalu bagaimana sih makna sebenarnya kebahagiaan dalam agama Islam?
Sebetulnya dalam Islam, seseorang dianjurkan untuk mencapai kebahagiaanya di akhirat.
Tetapi, mereka juga diingatkan untuk jangan melupakan nasibnya di dunia.
Ini berarti memperoleh kebahagiaan akhirat belum tentu memperoleh kebahagiaan di dunia.
Sebaliknya, orang yang mengalami kebahagiaan di dunia belum tentu akan mendapatkan kebahagiaan pula di akhirat nanti.
Baca Juga: Terdapat 2 Cara Berbeda bagi Setiap Orang untuk Menghadapi Trauma, Kamu yang Mana?
Oleh karena itu, manusia didorong untuk mengejar kedua bentuk kebahagiaan tersebut dan menghindari penderitaan azab dari lahir dan batin.
Meskipun Allah telah menjanjikan kehidupan yang bahagia sekaligus antara di dunia dan di akhirat kelak bagi mereka yang beriman dan sering berbuat baik.
Dalam buku Islam Universal, Nurcholish Majid mengatakan bahwa kehidupan yang bahagia di dunia menjadi semacam pendahuluan bagi kehidupan yang lebih bahagia lagi di akhirat.
