Sebelum ulangan berlangsung, Aubrey berusaha belajar dan memahami materi yang telah diberikan. Agar nantinya, bisa membantu dirinya dalam menyelesaikan soal ulangan Matematika. Mulai dari menonton video pembelajaran, sampai video pemecahan soal-soal ulangan yang sering muncul.
Baca Juga: Menguatkan Sektor Pendidikan Dalam Upaya Belanegara
Meskipun, saat ia melihat buku Matematika saja seperti melihat buku asing yang tebal dan penuh dengan rumus-rumus. Dan rasanya penuh aura mistis dari buku tersebut, jadi saat menyentuh saja seperti merasakan hawa-hawa aneh yang menyelimuti. Sungguh miris, terkadang muncul pemikiran “Apakah hanya aku saja yang memikirkan Matematika sampai tegang".
Sampai kadang-kadang, ada pemikiran mau berhenti belajar saja. Karena rasanya sia-sia saja, sudah belajar dan menghabiskan waktu banyak tetapi tidak memperoleh hasil. Yang ada rasa kecewa yang muncul, karena usaha yang dia lakukan tidak membuahkan hasil. Sungguh berat rasanya, memikirkan angka-angka dan rumus yang memutar otak.
Namun siapa sangka, sosok Aubrey mampu melawan rasa malas, dan ketakutan akan matematika. Pemikiran negatif yang menyelimuti kepalanya, ia mulai singkirkan jauh-jauh sampai tidak nampak dan kembali lagi. Dan berganti menjadi penuh keyakinan dan semangat, karena semua itu bisa berubah jikalau ada niat dan tekad yang kuat dalam diri Aubrey.
Hingga tiba di mana hari Selasa, yang merupakan hari Aubrey melaksanakan ujian Matematika. Sebelum soal dibagikan, mulutnya berkomat-kamit merapalkan doa agar dipermudah dalam mengerjakan. Dan meyakinkan diri, agar tenang dan tidak cemas ketika mengerjakan nantinya.
Namun siapa sangka, ketika melihat lembar soal, jantung Aubrey serasa terpompa dengan cepat. Detaknya tak karuan, jedag-jedug diiringi rasa cemas dan khawatir. Muncul rasa gelisah, bagaimana jika waktunya tidak cukup, soalnya sulit atau mudah dan hal lain sebagainya.
Saat mengerjakan soal, tentu tidak akan lancar begitu saja, walaupun sudah belajar maksimal mungkin. Pasti masih ada soal yang sulit dipahami, lupa rumusnya, sudah dihitung tidak ketemu hasilnya, yang terkadang membuat otak pusing.
Karena mengingat bahwa kesuksesan itu butuh proses dan perjuangan, Aubrey berusaha setenang mungkin dalam mengerjakan soal yang dihadapinya. Satu persatu soal pun ia kerjakan, dan berusaha setenang dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Sebelum benar-benar menekan tombol submit dan mengirimkan hasilnya, Aubrey kembali meneliti satu persatu soal yang telah ia kerjakan. Dan di cek berkali-kali, sampai benar-benar yakin akan mengirimkan hasil jawabannya.
Baca Juga: Rendahya Interaksi Sosial Peserta Didik sebagai Dampak dari Pembelajaran Daring
Namun ulangan kali ini, tidak seperti ulangan yang pernah ia lakukan. Di mana hanya ada rasa tidak yakin dengan jawaban, berubah menjadi penuh keyakinan kalau apa yang ia kerjakan akan membuahkan hasil. Setelah jawaban terkirim pun, Aubrey merasakan lega seperti habis liburan setahun, seperti tidak ada beban saja.
Satu minggu telah berlalu, hari yang ditunggu akan datang. Rasa deg-degan menyelimuti Aubrey, apakah hasilnya akan lebih baik atau sama saja dengan pengalaman dulu. Sungguh otaknya sekarang tidak karuan memikirkan hasilnya. Saat tiba waktunya mengumumkan hasil, sungguh hal itu di luar dugaan Aubrey.
Tangannya lemas tak karuan, ada rasa gemetar di kaki dan tangan, tidak tau mau berucap apa. Hingga senyuman terbit di bibirnya, dan menampilkan wajah bahagia.
Walaupun belum mencapai nilai sempurna, angka 88 sudah mennjadi kebanggaan tersendiri bagi Aubrey. Rasa senang tidak bisa ditutupi lagi, ia luapkan dengan rasa bahagia dan lompat kegirangan.