Hiruk Pikuk Menjelang Tahun Politik

photo author
- Senin, 14 Februari 2022 | 12:23 WIB
Drs Gunawan Witjaksana MSi, Dosen Tetap Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM). (dok ayosemarang.)
Drs Gunawan Witjaksana MSi, Dosen Tetap Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM). (dok ayosemarang.)


AYOSEMARANG.COM - Pemerintahan Presiden Joko Widodo sering dituduh oligarki, karena sebagian besar parpol di DPR berkoalisi mendukung pemerintah. Beberapa produk Undang- undang pun dinilai terlalu cepat disahkan. Beberapa contoh misal UU Cipta Kerja dan UU IKN.

Namun, di sisi lain kita melihat kenyataan ada pula pembantunya serta parpol lain yang mulai bermanuver. Meski tidak sevulgar PKS di era SBY, namun secara kasat mata ada yang sudah mulai memasang- masangkan jagoannya, ada pula yang secara tersirat menumpang pada jabatannya.

Karena itu, tidaklah mengherankan kalau misal ada tudingan ketidakklopan antara Kemenko Manves dengan Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan, meski hal tersebut akhirnya dibantah.

Baca Juga: Heboh Marc Marquez Tulis Jakarta jadi Yakarta, Ternyata Benar?

Di lapangan pun sebagai buntut hebohnya media sosial (medsos), ada pula dugaan beberapa peristiwa termasuk misal yang terjadi di Desa Wadas, juga tidak lepas dari adanya skenario besar.

Tentang apa hal itu benar atau asumsi, bahkan mungkin upaya penyesatan, kita semua tentu selalu berharap, bahwa agenda tahun 2024, tidak memengaruhi komitmen kebersamaan yang mereka bangun.

Bila ingin bersaing dan akhirnya moncer, sebaiknya tunjukkan kinerja yang secara riil dirasakan manfaatnya bagi rakyat. Toh dari sisi etika komunikasi politik, memanfaatkan popularitas pihak lain, apalagi mendiskreditkannya, sangatlah tidak etis.

Pertanyaannya, sadarkah para elit kita bahwa rakyat yang makin cerdas, akan mampu menilai, mana yang serius, serta mana yang tidak lebih sekedar bermain drama?

Beradu Prestasi
Tanun 2024 memang tidak lama lagi. Sah- sah saja bagi individu atau pun parpol yang berminat berkompetisi, mulai melakukan sosialisasi ( sesungguhnya kampanye), termasuk mecoba menjajagi peta dukungan serta peluangnya masing- masing.

Baca Juga: Cerita Masyarakat Soal Angkringan Pak Gik Semarang: Ambil 5 Bayar 2, Motor Nyemplung Sungai Jika Bohong

Harapannya, di tahun 2024 sosialisasi dalam bentuk apa pun , sebaiknya mencerdaskan rakyat calon pemilih melalui pesan- pesan mencerdaskan.

Sudah waktunya para peminat meningkatkan popularitas serta elektabilitas melalui pesan- pesan yang emphatik dan persuasif, syukur bila upaya itu ditunjukkan dengan kinerja yang hasilnya dinikmati rakyat calon pemilih.

Kenyataan yang kita saksikan berdasar hasil survei setidaknya menunjukkan hal tersebut, atau setidaknya paling tidak yang kinerjanya dirasakan oleh para pendukungnya.

Kehati- hatian
Berdasar pengamatan, khususnya melalui berbagai media, sering terjadi asumsi yang salah dalam membuat pernyataan. Padahal tujuannya ( meski tersirat) mau meningkatkan popularitasnya.

Hal yang paling sering terjadi adalah tudingan pencitraan kepada para pejabat yang rajin memublikasikan kinerjanya sekaligus dekat dengan rakyat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perlukah Outsourcing Dihapus?

Kamis, 8 Mei 2025 | 11:28 WIB
X