“Kami mencoba menurunkan core value YPA-MDR, CerDAS untuk diterapkan dalam program pendidikan agar bisa memenuhi komponen dan pilar untuk menuju ke arah sekolah yang ramah anak,” tambah Kinanti.
Melalui program ini, Kinanti beserta pihaknya berupaya mengurangi tindak kekerasan di lingkungan sekolah. Mereka memperkenalkan mulai dari tanda kekerasan, cara pencegahan dan penanggulangan, hingga mekanisme pengaduan kekerasan.
"Para siswa juga diberikan pengetahuan bagaimana melihat permasalahan di sekolah untuk melatih kepedulian dan kepekaannya agar berani bersuara dan bertindak,” tambah Kinanti.
Lebih lanjut, Kinanti menuturkan pihaknya juga memberikan dampingan kepada Komite Perlindungan Anak di sana dalam membuat kurikulum ramah anak.
Selain itu, program ini sekaligus bertujuan untuk mendorong guru lebih peka dengan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, diharapkan guru dapat melakukan pemetaan minat dan bakat siswa guna mendukung diferensiasi dalam pembelajaran.
Mendukung hal tersebut, membangun kebiasaan disiplin positif juga menjadi fokus Kinanti dan timnya. “Bukan mengajarkan siswa untuk lembek, melainkan melatih disiplin tetapi bentuknya ke arah yang lebih positif,” tuturnya.
Setelah deklarasi, pendampingan terhadap sekolah binaan YPA-MDR di IKN akan terus dilakukan secara intensif. Menggandeng Dinas Pendidikan serta pemerintah daerah terkait, tim gabungan dosen dan mahasiswa FPsi SCU dan YPA-MDR akan memantau perkembangan implementasi SRA di setiap sekolah. Mereka pun akan aktif memberikan dukungan yang diperlukan.***