SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Satu lagi prestasi sukses diraih mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Kali ini tim mahasiswa Unisma berhasil memperoleh dana dari Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Tahun 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Mereka adalah mahasiswa Unisma dari Ormawa UKM Kewirausahaan “Golden Preneur”. Judul program yang mereka angkat adalah Pemberdayaan Perempuan Desa Guna Meminimalisir Pernikahan Dini Masyarakat di Desa Sidoluhur Lawang.
Baca Juga: Mantap, 3 Prodi Unisma Malang Terakreditasi Internasional ASIIN Jerman
Tim ini terdiri dari 13 mahasiswa. Mereka adalah Alfina Damayanti, Abdulloh Kafabihi, Nandyto Pramudya Pratama, Moch. Nur Cholis Majid, Abdullah Fakih, Muhammad Fahriza, Aulia Nora Savina, Septyarina Hastin Wulandari, Mohammad Iwanda, Riza Thufailul Nabilah, Lailatul Mustafidah, Moh. Zidan Abidulloh, Handini Nur Chameli, dan Maulidiyah Cahyani. Dengan dosen pendamping Dr. Sama’ Iradat Tito, M.Si.
Ketua Tim, Alfina Damayanti mengatakan PPK Ormawa merupakan pelaksanaan program pengabdian pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh organisasi kemahasiswaan Kemendikbudristek melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).
“Program ini masih terbilang baru, ada sebanyak 328 sub proposal terlampir dalam kegiatan PPK Ormawa tahun ini,” katanya.
Alfina mengungkapkan rasa senangnya terhadap pencapaian tersebut. Sebab tidak semua organisasi mahasiswa yang memperoleh kesempatan dengan dana yang tidak sedikit. Awalnya ada 10 ormawa yang diseleksi.
Baca Juga: Lulus Tanpa Tesis, Alumni Unisma Raih Beasiswa LPDP Dalam Negeri
“Kami sangat senang, karena PPK Ormawa tahun ini satu-satunya ormawa yang lolos. Semoga untuk selanjutnya tidak ormawa UKM Golden Preneur saja yang lolos tetapi UKM lain yang ada di Unisma,” ungkapnya.
UKM Kewirausahaan Golden Preneur sebenarnya tergolong baru di Unisma. Namun prospek dan semangat mereka untuk maju dan bersaing sangat tinggi. Sehingga meskipun baru mampu untuk lolos dalam PPK Ormawa Kemendikbudristek.
“Kami mengangkat mengenai sekolah perempuan, dari desa binaan dari PPK Ormawa UKM Kewirausahaan,” ungkapnya.
Mahasiswi asal Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang ini menerangkan bahwa meskipun memasuki era modern angka pernikahan dini masih sangat tinggi.
Terutama di daerah pedesaan. Karena itu, timnya mengangkat tema pemberdayaan perempuan desa guna meminimalisir pernikahan dini.