SEMARANGTIMUR, AYOSEMARANG.COM - PSIS Semarang pernah punya center back andalan di musim 2005-2006, yakni Modestus Setiawan.
Bahkan tidak hanya untuk PSIS Semarang, di tahun-tahun itu Modestus Setiawan jadi langganan Timnas Indonesia di bawah kepelatihan Peter White.
Tahun ini tentu saja Modestus Setiawan sudah pensiun dan dia mengaku sudah tidak bersinggungan lagi dengan sepak bola sejak 2017. Kini dia memilih banting setir di bidang bisnis.
Modestus saat ditemui pada Selasa 8 Februari 2022 tampak gemuk dan tidak atletis layaknya masa kejayaannya dulu. Namun gaya rambutnya masih awet seperti saat aktif bermain dulu yakni dengan tampilan klimis yang disisir ke depan.
Baca Juga: Pakar Olahraga UNS Sebut ASEAN Para Games 2022 Berdampak Positif untuk Industri dan Pariwisata di Solo
Kalau orang biasa lihat mungkin tidak ada yang mengira jika pria yang saat ini berusia 39 tahun itu dulu dielu-elukan ribuan penonton Stadion Jatidiri.
"Saya memang sengaja lari dari sepak bola. Jenuh sudah 18 tahun di sana dan ingin mencoba bidang baru," ucapnya Modestus saat ditemui di Plamongan Indah, Pedurungan.
Modestus kemudian bercerita perjalanan kariernya hingga sampai PSIS Semarang dan melanglang buana di tim-tim yang lain.
Kariernya dimulai di Timnas U-16 dan Diklat Ragunan. Dia satu angkatan dengan Bambang Pamungkas.
Baca Juga: Dosen UPGRIS Berkesempatan Eksplorasi Biji Kopi ke Thailand
Sebelum merapat di PSIS Semarang, Modestus adalah pemain Persijatim Jakarta Timur.
Persijatim merupakan tim ibu kota yang pernah bermain di lever terasa Liga Indonesia selain Persija Jakarta. Saat eksis, Persijatim banyak dihuni pemain muda potensial yang kelak jadi bintang seperti Ferry Rotinsulu, Ismed Sofyan, Maman Abdurrahman, Toni Sucipto, Eka Ramdani, hingga Greg Nwokolo.
Pada 2002, Persijatim boyongan ke Solo karena pemilik berpindah tangan. Setelah berpindah kota, klub tersebut berganti nama menjadi Persijatim Solo FC, namun di Kota Bengawan itu, Persijatim hanya bertahan sampai 2004 dan berpindah lagi ke Palembang yang kelak menjadi Sriwijaya FC.
Baca Juga: Konflik Wadas Purworejo, Puluhan Warga Belum Dibebaskan, 13 Orang Masih di Bawah Umur
Perpindahan itu membuat Persijatim pecah. Sebagian semua orang tahu, beberapa nama ada yang bergabung di Sriwijaya FC, namun ada tiga pemain yang hijrah ke PSIS Semarang yakni Modestus Setiawan, Maman Abdurahman dan Hari Salisburi.
"Itu Hari dan Maman saya yang bawa dulu ke PSIS," ungkap Modestus.
Begitu masuk PSIS, Modestus langsung mengalami masa kejayaan di PSIS Semarang.
Di tahun 2005, Modestus berhasil membawa Laskar Mahesa Jenar juara 3 setelah mengalahkan PSMS Meda. Gol semata wayang dicetak dari tendangan bebas Hari Salisburi.
Baca Juga: Head to Head dan Preview PSIS Semarang vs Barito Putera: Saling Ingin Bangkit di Tengah Badai Covid-19
Setahun berselang pada 2006, PSIS jauh lebih apik. Di tahun ini, tim ini lebih dipenuhi banyak bintang, dan Modestus adalah salah satunya.
Selain moncer di PSIS Semarang, Modestus juga jadi langganan Timnas Indonesia era Peter White bersama Maman Abdurahman.
Pada 2006-2006, dua pemain ini sering dipanggil dalam event apa pun.
Di tahun ini pula, PSIS Semarang hampir saja juara kalau tidak dijegal oleh Persik Kediri di Stadion Manahan Solo.
Baca Juga: Resep Chocolate Bomb untuk Hadiah Valentine, Dibuat dengan Penuh Cinta
"Saya anggap, saat di PSIS itu karier terbaik saya. Bermain bersama banyak bintang, masih penuh semangat dan finansial baik," ucapnya.
Selama di PSIS, Modestus banyak bermain sebagai pemain belakang dan gelandang bertahan. Namun pada 2007, dia banyak absen karena berkutat dengan cedera.
Masuk 2008, PSIS memang masuk ISL, namun saat itu finansial sedang kacau dan banyak pemain PSIS boyongan ke tim-tim lain.
Sehabis itu Modestus bergonta-ganti tim, mulai dari Mitra Kukar, lalu sempat juga bergabung dengan Persibo Bojonegoro, lalu sempat balik ke PSIS Semarang pada 2011.
Baca Juga: PREDIKSI Persija Jakarta vs Madura United: Fabio Lefundes Bertekad Bawa Kemenangan untuk Laskar Sape Kerrab
Balik ke PSIS Semarang hanya setahun, lalu Modestus Setiawan hijrah ke Perserang Banten, semusim kemudian ke Persak Kebumen dan 2017 berakhir di Persis Solo.
Selama menjadi pemain, Modestus mengaku ada dua pemain yang selalu membuatnya kesulitan, yakni Ansyari Lubis dan playmaker Persija asal Chile yang saat ini jadi pelatih Persik Kediri, Javier Rocha.
"Mereka cukup licin. Saya kesulitan kalau bertemu mereka," terangnya.
Baca Juga: Resep Mudah Membuat Wedang Ronde, Sajian Hangat di Musim Hujan
Meskipun mengaku jenuh dengan sepak bola, namun Mopdestus bukan tidak ingin kembali lagi. Bahkan dia berencana mengambil lisensi kepelatihan.
"Kondisi sepak bola belakangan lagi kurang baik. Itu juga jadi alasan saya untuk sementara waktu menghilang dari sepak bola. Namun saya wait and see, kalau membaik saya akan balik," pungkasnya.***