Pagi yang Merepotkan: Penyembuhan Salma Ibrahim dan Pengenalan Drama Therapy dari HAE Theater Semarang

photo author
- Senin, 27 Mei 2024 | 15:14 WIB
Salma Ibrahim aktris dari pentas Monolog Pagi yang Merepotkan karya HAE Theater Semarang di TBRS. Drama ini menggunakan konsep psikodrama.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Salma Ibrahim aktris dari pentas Monolog Pagi yang Merepotkan karya HAE Theater Semarang di TBRS. Drama ini menggunakan konsep psikodrama. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Lebih lanjut Salma menuturkan pementasan ini dimaksudkan bisa menjadi art teraphy yang dipadukan dengan pendekatan psikodrama.

"Mungkin untuk penonton yg tidak relate, bisa menjadi pembelajaran atau pengalaman baru dalam mempelajari orang lain secara personality. Karena sudah difungsikan sebagai art teraphy, maka seharusnya pementasan ini bisa menjadi katarsis yang tepat untuk media healing pihak terkait dan terdampak. Atau bahkan penonton yang lain juga bisa mengfungsikan pementasan ini menjadi media teraphy," ujarnya.

Terakhir Salma berharap dengan adanya pementasan ini bisa menjadi media terapi sekaligus membuka pandangan soal teater.

Baca Juga: Wajah Baru Mobil Dinas Wali kota Semarang, Semua Armada Ditempeli Sosialisasi Anti Stunting

"Semoga bisa semakin membuka pandangan masyarakat bahwa teater bukanlah pertunjukan seni yang kaku dan membosankan," pungkasnya.

Di sisi lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin tampil sebagai pelatih tinju. Dia tampak mahir menjadi instruktur dan memotivasi.

"Latihan empat kali. Pementasan ini wujud pemberian ruang bagi para seniman untuk berkarya," kata Iswar ditemui seusai pementasan.

Dia menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang hadir memberikan ruang bagi seniman berkarya melalui pertunjukan teater ini. Ke depan, menurutnya, pementasan seperti ini sangat dibutuhkan Kota Semarang.

"Antusiasme dari para penonton juga terlihat memberikan semangat bagi kawan-kawan teater untuk terus berkarya. Kursi yang tersedia 450, hampir semua penuh," ujarnya.

Baca Juga: Ogah Disalahkan, Pemkot Semarang Klaim Tidak Punya Kaitan dengan Tugu Muda Marathon

Sementara dari sutradara yakni Khotibul Umam menyampaikan proses ini digarap dengan konsep pendekatan psikodrama, dan drama therapy.

Konsep psikodrama telah muncul sejak 1920-an. Diinisiasi oleh Jacob Levy Moreno melakukan eksperimen teater berdasarkan spontanitas dan improvisasi di klinik psikiatri miliknya di New York.

Kemudian dari dokumentasi awal munculnya drama theraphy adalah ceramah Peter Slade pada 1939 kepada British Medical Association.

"Proses awal adalah membuat Salma merefleksikan kisah hidupnya dalam tulisan. Mulai dari catatan harian, puisi, hingga coretan-coretan lainnya. Berbagai tulisan itu kami kumpulkan untuk menjadi teks pertunjukan," kata Khotibul Umam.

Dosen Sastra Indonesia Universitas Diponegoro (Undip) itu menuturkan salah satu yang harus digarisbawahi dalam penggarapan ini adalah menjadikan proses sebagai sebuah "ruang aman" bagi Salma dan seluruh tim produksi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X