Semarang Writers Week Digelar dengan Meriah, Kritisi Literasi Kota Terhadap Pembangunan

photo author
- Senin, 5 Agustus 2024 | 17:14 WIB
Semarang Writers Week 2024 menyoroti tentang literasi kota terhadap pembangunan. (SWW)
Semarang Writers Week 2024 menyoroti tentang literasi kota terhadap pembangunan. (SWW)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Semarang Writers Week (SWW) kembali terselenggara pada tahun 2024 untuk yang keempat kalinya dan digelar di Gedung Monod Diephuis, Jl. Kepodang, Kota Lama, Semarang Tengah, Kota Semarang sejak Jumat 26 Juli 2024 sampai dengan hari Selasa 30 Juli 2024 lalu.

Gelaran Semarang Writers Week IV selama lima hari tersebut, memiliki berbagai konten acara. Di antaranya adalah bazar buku, forum terkait literasi, bedah buku, hingga panggung pertunjukan.

Semarang Writers Week sendiri merupakan salah satu acara literasi rutin tahunan yang diinisiasi oleh salah satu platform dari Kolektif Hysteria, yakni Bukit Buku.

Berdasarkan informasi dari Istiqbalul Fitriya, selaku Manager Program Bukit Buku, acara Semarang Writers Week kali ini cukup meriah jika dibandingkan dengan penyelenggaraan sebelumnya.

Baca Juga: Pakai Konsep Dasar Fisika, Tim Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Teknik Aliran Listrik kepada Siswa MI di Batang

"Untuk tahun keempatnya, SWW (Semarang Writers Week) memang lebih meriah dari pada sebelumnya," ujar Istiqbalul Fitriya dalam keterangan, Senin 5 Agustus 2024.

Pasalnya selama 5 hari itu, pihaknya banyak mengisi acara dengan berbagai tema yang menarik khususnya terkait literasi kota.

Isti, begitu ia kerap dipanggil, menjelaskan alasan fokus tema literasi kota yang mereka pilih untuk gelaran kali ini. Terlebih kaitannya dengan Kota Semarang.

"Kenapa fokus pada tema Literasi Kota, khususnya Semarang, karena kami kembali ingin memberikan gambaran pentingnya literasi terhadap pembangunan sebuah kota yang ideal," jelas Isti.

Meskipun, Isti mempertegas bahwa literasi yang diusung oleh Platform Bukit Buku biasanya spesifik pada wacana perubahan iklim. Akan tetapi, untuk SWW dikatakannya memiliki cakupan yang lebih umum atau luas.

Baca Juga: Pecah! 21 Lomba 17 Agustus Paling Unik dan Lucu Cocok untuk Bapak, Ibu, Anak anak

"Berbicara perihal Bukit Buku, jelas lebih mengerucut pada isu atau wacana perubahan iklim. Namun untuk SWW, kami perluas cakupannya, terutama yang berhubungan dengan Kota Semarang," ungkap dia.

"Lebih spesifik, kami ingin mencoba membedah tentang benturan-benturan kompleksitas permasalahan kota terkait pembangunan hubungannya dengan literasi. Serta bagaimana sebuah kota dibangun tanpa adanya sumber literatur," sambung Isti.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Program SWW IV, Radit Bayu yang juga merupakan alumni peserta PekaKota Institute 2024.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X