Setelah itu, penelpon tersebut menyampaikan akan membantu verifikasi data korban untuk Aktivasi Data Kependudukan Digital.
Hingga akhirnya, korban yang tak menaruh curiga terus dipandu melalui telpon supaya korban mengisi data di email, termasuk verifikasi wajah melalui video call.
"Setelah itu saya disuruh sidik jari. Terus katanya, nanti kalau proses sudah selesai, nanti ibu dapat balasan, kiriman barcode. Kemudian proses loading. Disela-sela loading itu dia menyampaikan, bu ini ada biaya untuk penggantian materi Rp 10 ribu," bebernya.
Baca Juga: 5 Merek HP Favorit Generasi Z, Vivo Tecno hingga Infinix Enggak Masuk Daftar
Di tengah-tengah proses itu, korban sempat menyampaikan uang ganti meterai tersebut akan ditransfer melalui mesin ATM.
Namun, pelaku menyuruh mengirim uang Rp 10 ribu melalui transfer aplikasi Livin Mandiri, yang sudah terinstal di handphone milik korban.
"Ternyata mereka udah tahu HP saya. Bu itu bisa ditransfer lewat Livin, nanti dikasih keterangan untuk biaya ganti materi. Ketika aku buka, ternyata Livin aku sudah terkunci. Terus aku bilang ke dia, Mas aku nggak tahu tadi udah ke transfer apa belum, tapi kok ini levin ku nggak bisa, udah ke blok," jelasnya.
Ketika S menunggu proses loading yang katanya verifikasi data dan barcode, korban masih diajak ngobrol pria tersebut melalui handphone.
Obrolan tersebut hingga melebar wilayah asal Kabupaten korban. Seolah-olah, pelaku juga menguasai wilayah tempat asal korban, dan mengaku pernah kuliah di Purwokerto.
"Dia sempat mancing-mancing ngobrol. Ibu dari mana kok, kayak bukan orang Semarang. Oh iya mas, saya orang dari Purwokerto. Oh iya bu, saya juga dari Purwokerto, Saya dari lulusan Unsoed. Rumah saya di ini," katanya.
"Dia ngobrol sendiri gitu. Ini saya di Semarang kerja baru dua bulan saya dapat kerja PNS baru dua tahun, dibantu ini. semuanya ngobrol asik gitu, ibaratnya, tidak mencurigakan ya, santai gitu," lanjutnya.
Baca Juga: 5 Pondok Pesantren Favorit di Semarang, Terbuka untuk Mahasiswa yang Ingin Mondok
Di balik obrolan ringan itu, ternyata pelaku sedang mendikte korban dan masih mengingatkan untuk mentransfer uang Rp 10 ribu tadinya.
Sedangkan korban belum bisa membuka Livin yang sudah terkunci diduga dikuasi pelaku. Kemudian pelaku juga mengetahui di dalam hp korban terdapat aplikasi Bima Bank Jateng.
"Kok dia juga tahu di HP ku ada aplikasi Bima. Oh iya Mas (pelaku) tak transfer, nanti bukti transfernya tak kirim. Habis itu login lagi. kebetulan saya memang mau janjian mau ke kantor bawah. Kebetulan HP ini masih loading, belum tak matiin perjalanan ke UPTD, ada tugas," katanya.