SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Roti Ganjel Rel sudah jadi salah satu makanan khas Kota Semarang. Roti ini juga dibagikan secara gratis dan jadi rebutan oleh masyarakat tatkala prosesi Dugderan.
Ternyata Roti Ganjel Rel bukan sekadar snack khas Semarang yang sudah ada sejak zaman Belanda. Makanan ini punya makna yang mendalam.
Sekretaris Bidang Ketakmiran Masjid Agung Semarang, Muhaimin menjelaskan, roti ganjel rel bukanlah roti biasa. Apalagi menjelang momen bulan Ramadan.
Menurutnya, roti ganjel rel memiliki filosofinya tersendiri yang erat dengan pelaksanaan puasa.
Baca Juga: Diteriaki Kreak, Remaja Babak Belur Diamuk Warga Ngaliyan Semarang
“Ganjel rel itu dari kata ganjel dan rel. Maksudnya, kalau kita masuk ke puasa, hati jangan ganjel. Tapi rela. Rela itu berarti menerima dengan baik, itu rela,” katanya.
“Jadi dalam melaksanakan puasa itu kita jangan sampai ‘wah kok poso meneh’. Jadi ini kita harus landasi hati jangan ganjel dan harus rela,” ungkapnya.
Dalam Prosesi Dugderan yang dilaksakana pada Jumat 28 Februari 2025 lalu, Roti Ganjel Rel disajikan dalam bentuk gununngan. Ada sekitar 5 ribu roti ganjel rel yang telah didoakan sebelumnya.
Roti ganjel rel itu ditata menjadi satu gunungan yang kemudian diarak dari Masjid Agung Kauman menuju Aloon-aloon Semarang. Selain gunungan, ratusan roti ganjel rel juga tersebar di sekitar lokasi.
Ribuan roti ganjel rel itu langsung ludes diperebutkan dalam waktu singkat. Warga tampak begitu antusias untuk saling rebut isi gunungan itu meski di berdesak-desakan.
Salah satu pengunjung, Alfi mengaku senang bisa kebagian roti ganjel rel. Bahkan, ia mendapatkan tiga buah roti ganjel rel sekaligus.
“Dapet tiga, Alhamdulillah. Sebelumnya belum pernah, baru kali ini, padahal lahir di Semarang,” ucap warga Bangetayu Wetan itu.
Dugderan kali ini memang menjadi pengalaman baru bagi Alfi sekeluarga. Tahun sebelumnya, ia belum pernah sekalipun mencicipi roti ganjel rel.