“Awalnya kita amankan 14 orang. Dari 14 orang itu, berdasarkan dua alat bukti yang cukup telah memenuhi status untuk ditetapkan enam orang sebagai tersangka,” ujarnya saat rilis kasus di Polrestabes Semarang, Sabtu 3 Mei 2025.
Usai diamankan, enam tersangka dalam pemeriksaan di Polrestabes Semarang untuk proses selanjutnya.
Sementara itu, dari pendalaman yang dilakukan, keenam tersangka memiliki peran dalam aksi anarkis itu.
Secara detail, Syahduddi menjelaskan apa peran masing-masing tersangka. Untuk MAS, berperan melakukan konsolidasi dan memberikan arahan, seperti menentukan titik kumpul dan dresscode warna hitam.
Kemudian mengajak untuk melakukan aksi pukul 17.00 WIB dan meminta setiap fakultas untuk menggunakan identitas berupa slayer agar mudah dikenali.
Kemudian, tersangka KM membantu tersangka MAS merencanakan aksi kericuhan itu. KM juga melemparkan pagar besi ke arah petugas.
Lalu tersangka ADA berperan membantu KM mengambil besi, kemudian ditumpuk di pagar pintu masuk kantor Gubernur Jateng.
Tujuannya, agar petugas tidak bisa keluar masuk gerbang sehingga massa bisa dengan mudah melemparkan benda ke arah petugas.
Tersangka ANH melemparkan batu dan menendang petugas yang sedang melakukan pengamanan.
Tersangka MJR melemparkan batu dan besi kepada petugas serta menarik besi barikade. Terakhir, tersangka AZG melemparkan botol, besi, dan batu kepada petugas yang melakukan pengamanan.
“Sejumpah petugas kepolisian alami luka robek di kening, luka pelipis mata kiri dijahit tujuh jahitan, dan luka memar,” katanya.
Selain itu, sejumlah fasilitas umum milik Pemerintah Kota Semarang juga alami kerusakan. Total kerugian ditaksir capai sekitar Rp74 juta.
"Atas perbuatannya, keenam tersangka dijerat Pasal 214 Sub 170 KUHPidana terkait aksi anarkis terancam tujuh tahun penjara," terangnya.
Terakhir, Syahduddi juga mengungkapkan 6 orang itu terindikasi tergabung dalam grup anarko. Hal itu diperkuat dari grup WhatsApp yang ditemukan polisi dan adanya kegiatan konsolidasi.
"Kami akan selidiki lebih dalam lagi terkait dugaan pelaku lain. Dalam grup anarko itu termonitor ada 18 orang," ucapnya. (*)