Saat ditemui beberapa waktu lalu, Kis menyampaikan inovasi itu dia jelaskan ke warga agar lebih bisa dimanfaatkan dan kelak tidak bingung lagi ketika tukang sampah tidak datang.
“Saya mencoba mengolah sampah organik rumah tangga dengan teknologi sederhana yang harapannya bisa dimanfaatkan oleh warga,” ujarnya.
Terlepas dari itu, teknologi yang diciptakan Kis Gantoro ini tidak berbau, tidak berair dan tidak memunculkan maggot sehingga tidak akan dikerubuti lalat.
Baca Juga: Pejabat Bapenda Semarang Diduga Pakai Dana Iuran Kebersamaan untuk Piknik ke Luar Negeri
"Tidak berbau kan. Padahal ini semua berasal dari sampah," kata Kis sambil menunjukan deretan media tanam yang sudah terjajar rapi di gang rumahnya.
Atas upayanya mengkreasikan teknologi pengolahan sampah ini, Kis Gantoro diganjar dengan penghargaan Juara 2 Kreanova tahun 2023 yang digelar Pemkot Semarang dan Brida (Badan Riset dan Inovasi Daerah).
“Di tahun 2019 saya juga pernah meraih juara 2 Kreanova atas inovasi kreasi membuat vertical garden,” ujarnya bangga.
Sayang, lomba hanya sekedar lomba karena Pemkot Semarang tidak berupaya lebih jauh mengembangkan inovasi warganya.
Baca Juga: Pemkot Semarang Luncurkan Kempling Semar, Mobil Pangan Keliling Cegah Lonjakan Harga Bahan Pokok
Tidak adanya pelatihan lanjutan bagi warga, kurangnya pemasaran serta sosialisasi dari kreasi warga, menjadikan temuan Kis Gantoro mandeg.
Di sisi lain, Walikota Semarang saat ini Agustina Wilujeng sempat menyatakan bahwa dirinya serius dalam isu lingkungan dengan program unggulannya pilah sampah di tingkat rumah tangga.