KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Yayasan Sanggar Seni Kejeling kembali menggelar kegiatan layar tancep keliling kampung yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2019. Dalam kegiatan ini diputar film-film lokal karya sineas Kabupaten Kendal yang memotret dinamika sosial, ekonomi, budaya, dan politik dalam film cerita.
Sudah lebih dari 30 karya sineas Kendal diputar dari kampung ke kampung dan kegiatan pemutaran keliling ini menjadi penting, karena selama ini masyarakat hanya menonton film yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka.
“Tema yang kami usung adalah Kendal Handal. Seperti yang sudah kami lakukan setiap tahun, konsepnya mengusung Layar Tancepan Keliling Kampung yang di putar di lapangan desa dan di hadiri oleh para sineas. Setelah acara menonton, kami lanjutkan dengan diskusi serta mengajak pemuda pemudi desa untuk memproduksi film di kemudian hari,” jelas Direktur festival Layar Tancep Cinema Mikro Pupung Dwi Harmawan pada Selasa 21 Maret 2023.
Baca Juga: Rp256 Juta Bantuan Atensi dari Kemensos untuk 414 Penerima Manfaat di Kendal
Dikatakan, layar Tancepan Keliling Kampung ini akan membangun semangat anak muda untuk membangun desanya. Tentunya dengan konsep Lokal Mandiri Lestari yang diusung untuk merawat kebudayaan dan kearifan nilai-nilai tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Kendal.
Secara kebetulan, sineas Kendal dalam memproduksi film selalu mengusung tema-tema lokal, sehingga dampak yang diharapkan adalah kesadaran generasi muda untuk cinta terhadap kampung halamannya.
“Layar Tancep Keliling Kampung ini adalah kerja kolaborasi dan kolektif antar kelompok seni budaya masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Kerja Kebudayaan Kendal. Dampaknya yang akan terjadi adalah keterlibatan seniman dalam musyawarah untuk menentukan pokok pokok pikiran kebudayaan Kabupaten Kendal,” imbuhnya.
Ditambahkan, film menjadi alat yang paling bertenaga untuk mengkampanyekan seni budaya dan film merupakan arsip kebudayaan masyarakat.
Pada akhirnya, generasi muda, masyarakat, seni budaya, warga desa, pemerintah daerah, pemerintah desa secara bersama-sama menjadi pelaku pemajuan kebudayaan.
“Kata kunci dari festival ini adalah kolaborasi, sebab kerjasama antar pelaku perfilman dengan ekosistem seni budaya dibutuhkan untuk melatih kebiasaan belajar saling melengkapi, memajukan kebudayaan di Kabupaten Kendal,” terang Pupung yang juga Sekretaris Sanggar seni Kejeling.
Menurutnya dari sisi ekonomi, ada perputaran kesejahteraan di desa-desa yang disinggahi Program Sinema Mikro.
Baca Juga: Komisi D DPRD Kendal Didesak untuk Perjuangkan Nasib 452 Guru PAI
Contohnya ada UMKM yang turut berjualan pada saat acara pemutaran film layar tancep.
Dari sisi sosial, terjadi interaksi antar warga lintas usia dan gender.
Perempuan, laki-laki, anak anak, remaja, orang dewasa, petani, pedagang, nelayan, birokrat, wakil rakyat, media massa dan pemerintah.
"Semoga program ini memantik kesadaran kita untuk mempraktekkan gotong royong yang telah diwariskan oleh para leluhur. Utamanya gotong royong antar generasi, kerjasama antara seni modern seperti perfilman dengan seni tradisi," kata Pupung.
Artikel Terkait
Kepergok Maling Rumah di Sumberejo Kaliwungu, 2 Residivis Nyaris Dimassa Warga
Komisi D DPRD Kendal Didesak untuk Perjuangkan Nasib 452 Guru PAI
Kemeriahan Kirab Budaya Warga Wonorejo Kaliwungu dalam Rangka Sambut Ramadhan
Kunjungan Kerja Bupati Kendal ke Hong Kong Hasilkan Komitmen Investasi Rp 700 Miliar
Rp256 Juta Bantuan Atensi dari Kemensos untuk 414 Penerima Manfaat di Kendal