"Nggak sampet bilang apa-apa, karena potas itu ajaib sekali," imbuhnya.
Slamet menjelaskan, pembunuhan itu selalu diawali dengan ritual bohong-bohongan.
Mereka dibawa di lokasi tempat mereka akan dikubur dan meminum racun.
"Jam 19.30 ritual. Berangkat dari rumah jam 16.00 WIB jadi nggak curiga. Ritual 1 jam, ritualnya cuma ngobrol terus setelah sudah agak malam disuruh minum," ungkapnya.
Slamet mengaku lupa dengan jumlah uang yang berhasil dia kumpulkan dari para korbannya sejak tahun 2020. Katanya mengatakan uang itu sudah habis dipakai.
"Ada yang Rp 50 juta ada yang Rp 40 juta. Sudah dipakai terus," ucap dia.
Slamet Tohari menyatakan siap untuk bertaubat dan tak akan lagi mengulangi perbuatannya dalam menghabisi nyawa orang lain.
"Udah lah intinya saya menerima menjalani hukuman, intinya yang sudah tidak akan berulang lagi gitu ndan. Bertaubat juga siap," lanjut Slamet.