SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Pasar Gang Baru Pecinan Semarang punya satu hal ikonik yang berbeda dengan pasar lainnya, yakni adanya buruh gendong.
Buruh gendong di Pasar Gang Baru Semarang ini terdiri dari para perempuan yang rata-rata sudah berusia lanjut.
Dalam rangka Hari Buruh Sedunia atau May Day, buruh gendong di Pasar Gang Baru Pecinan Semarang adalah salah satu sosok pekerja yang patut disorot.
Baca Juga: Pastikan Bebas Kampanye, Bawaslu Semarang Awasi Demo Buruh
Para buruh angkut perempuan itu sehari-hari mencari nafkah dengan membantu orang-orang di pasar membawa barang belanjaan atau dagangan.
Pekerjaan ini tentu tidak mudah. Terlebih, mereka harus memiliki tenaga ekstra untuk bisa bekerja.
Sumarti, salah seorang perempuan pembawa keranjang di punggung bercerita kalau kebanyakan buruh angkut di Pasar Gang Baru ini berasal dari Demak.
Usia yang dimiliki para buruh angkut ini sekitar 45-50 tahun. Tentu bukan usia yang segar lagi untuk mengangkat beban.
Baca Juga: Siapa Cawapres Ganjar Pranowo, Megawati Ungkap Banyak yang Antre: Tapi Malu-malu Kucing
“Saya sudah sejak dari muda sampai punya cucu di sini (bekerja sebagai buruh angkut),” kata Sumarti.
Ketika pasar sudah mulai ramai, Sumarti dan kawan-kawannya tampak bersiap-siap. Keranjang bambu disiapkan dan sebuah kain panjang yang digunakan sebagai pengikat keranjang mulai dikalungkan ke lehernya.
Masing-masing juga mulai mengeluarkan teriakan-teriakan kecil untuk menawarkan jasa angkut.
Ada juga yang langsung menghampiri salah seorang pelanggan pasar.