semarang-raya

Mahasiswa PPDS Anestesi Blak-blakan Soal Pemalakan Rp 40 Juta, Benarkan Makanan Senior Dibelikan Junior

Selasa, 3 September 2024 | 11:24 WIB
Mahasiswa Anestesi PPDS Fakultas Kedokteran bernama Angga buka suara soal pemalakan uang Rp 40 juta. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Salah seorang mahadiswa PPDS program Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang bernama Angga buka suara soal isu pemalakan uang Rp 40 juta oleh senior terhadap junior.

Pemalakan uang itu disampaikan oleh Kemenkes atas investigasi terhadap kasus meninggalkan dr Aulia Risma Lestari.

Angga menyampaikan jika pemalakan itu tidak ada. Namun dia menjelaskan lebih detail.

Baca Juga: Guru Besar FK Undip Semarang Buka-bukaan Soal Pemalakan dr Risma oleh Senior, Bukan Uangnya Sendiri

"Pemalakan itu tidak ada. Iuran ke seseorang itu tidak ada. Kalau iuran angkatan dalam urusan untuk makan, rumah tangga beli aqua untuk minum sendiri. Membelikan makanan itu sistemnya gotong royong," ungkapnya usai aksi solidaritas di Lapangan Basket FK Undip, Senin 2 September 2024.

Kemudian Angga menambahkan iuran makanan itu karena sistem program operasi di RSUP Dr Kariadi dibuka 24 jam.

Sedangkan untuk makan malam para residen tidak disediakan makan oleh rumah sakit sementara residen ini kondisinya masih operasi menjalankan pembiusan. Ia menyatakan bahwa pemberian makanan itu sudah menjadi sistem.

"Satu sistemnya adalah kita dibelikan makanan. Tapi kalau operasinya selesai sore, itu tidak ada pembelian makan. Ketika sudah senior, makannya juga disediakan oleh adiknya yang paling kecil. Jadi memang pembagian makan itu dibantu oleh adik yang paling kecil, agar yg di kamar operasi tetap bisa menjalani pembiusan," jelasnya.

Baca Juga: Nasib Praktik Program Anestesi PPDS Undip Semarang: Ditutup di Kariadi, Tak Mumpuni jika di RSND

Kemudian saat ditanya apakah uang itu diganti, Angga menyebut tidak sebab junior yang menannggung.

"Namun untuk selanjutnya semester 2, 3, 4 mahasiswa tidak perlu membayar lagi karena semester 1 dia sudah membelikan. Jadi itu kaya ditumplek di awal," sambungnya.

Sementara soal pemalakan Rp 40 juta yang beredar di media sosial, Angga tidak tahu. Menurutnya, iuran itu tidak wajib, dan jika tidak membayar tidak ada hukuman.

Kemudian sejauh ini sepengetahuan teman-teman angkatanya, almarhumah itu termasuk yang tidak ikut setoran.

"Dan sampai sekarang toh almarhumah bisa bertahan sampai semester 5," tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini