semarang-raya

(SEMARANGAN) Gereja Gedangan Part 2: Berkonsep Neogotik, Mewah sejak Zaman Belanda

Selasa, 14 Desember 2021 | 16:40 WIB
Gereja Gedangan Semarang sampai saat ini masih berdiri megah di Jalan Ronggowarsito. Gereja ini jadi saksi kedatangan agama Katolik di Semarang dan punya peran saat Pertempuran Lima Hari. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Makam Kobong ini lokasinya sekitar 200 meter sebelah timur Gereja Gedangan. Di dekat patung juga ada bejana baptis.

Di sudut lain, ukiran 14 stasi Jalan Salib Tuhan menghiasi dinding kanan dan kiri gedung menjadi sebuah karya seni yang indah.

Ukiran itu menceritakan bagaimana perjalanan Yesus mulai diadili oleh Raja Pilatus, disiksa, terjatuh hingga disalib.

Di sisi atas altar ruang gereja terdapat art-glass yang sudah berusia ratusan tahun, menekankan pada figur St Yusuf sebagai pelindung Gereja Katolik Gedangan.

Secara urut dari sisi kanan altar, gambar di jendela tersebut menggambarkan Keluarga Kudus (Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Yusup) dalam perjalanan ke Mesir, kehidupan sehari-hari Keluarga Kudus dan wafat St Yusuf.

Gereja ini juga memiliki dua buah lonceng yang dibunyikan setiap setengah jam sebelum misa dimulai. Kedua lonceng itu memiliki ukuran yang berbeda.

Lonceng besar (tinggi 93,5 cm dan diameter lubang bawah 90 cm) dan lonceng kecil (tinggi 75 cm, diamater lubang bawah 70 cm).

Keduanya terbuat dari bahan besi cetak atau cor dengan ketebalan 7 sampai 8 cm untuk lonceng besar dan 5 sampai 6 cm untuk lonceng kecil.

Di dalam lonceng tersebut terdapat tahun pembuatan, yakni April 1882 dan dibuat oleh perusahaan Petit en Fritsen di Aaerle Riktel dan dikapalkan dari Rotterdam.

Dari lonceng tersebut juga tertera nama Joseph Andrieux, yang dalam buku sejarah gereja, dia adalah anak dari Ludovicus A Andrieux dan Catharina FE Marquise yang lahir pada 27 Maret 1823 dan sudah dibabtis di Semarang.

Dari catatan yang ada di gereja, mereka berasal dari Prancis yang tinggal di Semarang pada zaman itu.

Kala itu, menara gereja terdapat jam menara yang bisa terlihat setiap orang yang melewati gereja. Sistem mesin jam menara tersebut tersambung dengan lonceng kecil, sehingga dapat berbunyi setiap setengah jam.

Namun, jam tersebut kini harus diturunkan karena sistem mesin dan jarum-jarum jam digantikan dengan tulisan IHS seperti sekarang ini.

Baca Juga: Sinopsis Film Series Princess and The Boss, Diperankan Rizky Nazar dan Syifa Hadju

Adapun penggantian jam menara tersebut dilakukan sekitar tahun 1978 oleh Romo J Van Waijenburg SJ.

Huruf IHS tersebut sebenarnya merupakan tiga huruf pertama dari nama Yesus seperti tertulis dalam abjad Yunani.

Dalam bahasa Latin diartikan Iesus Hominum Salvator yang berarti Yesus Penyelamat Manusia.

Halaman:

Tags

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB