KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Masjid Agung Kendal selalu menawarkan menu berbuka puasa yang menjadi khasnya.
Dalam penyajian menu berbuka puasa, Masjid Agung Kendal selalu menyajikan menu sederhana berupa bubur lodeh yang menjadi menu utama dan khas di Masjid Agung Kendal selama bulan Ramadan.
Bubur Lodeh selalu disajikan oleh Takmir Masjid, sedangkan makanan lainnya merupakan pemberian dari warga sekitar, bisa juga nasi kotak, kurma, jajanan dan minuman lainnya.
Baca Juga: Satu Kata Peduli Sumbang Rp 327 Juta Melalui Charity Run Ultra Marathon
KH Makmun Amin ulama juga sesepuh Masjid Agung Kendal, buka puasa dengan bubur lodeh ini sudah ada sebelum masa kemerdekaan, yaitu ketika zaman penjajahan Jepang.
Masa penjajahan Jepang merupakan masa sulit ekonomi, sehingga pihak Takmir Masjid Agung membantu memberikan makanan untuk berbuka puasa bagi masyarakat.
“Pada zaman Jepang itu melarat, mau buka puasa gak ada makanan, sehingga di masjid memasak bubur untuk buka puasa bersama diberikan masyarakat sekitar,” katanya.
Pada saat itu, sayur lodehnya menggunakan buah kluwih, karena di dekat masjid ada kebun yang banyak ditumbuhi pohon kluwih.
Baca Juga: Jelang Lebaran, Polda Jateng Imbau Masyarakat Waspadai Peredaran Uang Palsu
Kebun pohon kluwih itu milik Kyai Amin, sehingga tinggal ambil dan tidak perlu membeli sayuran.
“Kyai Amin itu punya kebun banyak pohon kluwih, nah buah kluwihnya untuk sayur lodeh, enak,” ujarnya.
Sementara Pengurus Takmir Masjid Agung Kendal, Pujiato mengatakan, tradisi buka puasa dengan bubur lodeh terus dipertahankan hingga sekarang.
Tiap hari disediakan sekitar 150 bungkus bubur lodeh. “Bubur lodeh itu sudah turun-temurun dibuat oleh pengurus Takmir, kalau sekarang tiap hari sejumlah 150 bungkus,” jelasnya.
Sebelum ada pandemi Covid-19, bubur lodeh ditaruh dalam piring, namun sejak ada pandemi, bubur lodeh untuk buka puasa sudah dikemas menggunakan mangkok plastik.