(SEMARANGAN) Jejak Freemason di Kota Semarang Part 1: Kelompok Penyeru Kebebasan yang Kerap Dianggap Misterius

photo author
- Selasa, 8 Maret 2022 | 19:50 WIB
Bekas Loji Freemason di Kota Semarang yang berada di Imam Bonjol. Semenjak tahun 1975, bangunan aslinya dibongkar dan kini jadi ruko. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Bekas Loji Freemason di Kota Semarang yang berada di Imam Bonjol. Semenjak tahun 1975, bangunan aslinya dibongkar dan kini jadi ruko. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Tiap perkumpulan Freemason punya suatu tempat untuk berkumpul dan tempat itu dinamakan dengan Loji atau dalam bahasa Belanda disebut dengan Lodge.

Amen menyebut, Loji Freemason di Kota Semarang tadi disebut dengan Loji “Constante et Fidele” yang artinya "Yang Abadi dan Setiawan".

Dikutip dari berbagai sumber, La Constante et Fidele, berawal dari kelompok kecil bernama “De Goede Hoop” yang artinya, Harapan Baik.

Meski kecil, “De Goede Hoop” yang dikepalai oleh Willem Jacob Cranssen yang juga anggota lodge “La Vertueuse” Batavia.

Saat anggota rombongan dari “De Goede Hoop” tiba di Semarang, mereka kemudian diterima di rumah J.F. baron van Rheede tot den Parkeler yang sudah lama menjadi anggota “La Vertueuse”.

Kelompok ini kemudian mengadakan pertemuan pertama pada tanggal 8 Mei 1798.

Ketika semuanya dianggap memadai, mereka melayangkan surat konstitusi pada tanggal 15 Juli 1798 kepada Suhu Agung di Belanda perihal rencana pendirian Lodge tersebut.

Baca Juga: Sempat Masuk Rumah Warga, Ular Sanca Sepanjang 3,5 Meter Berhasil Diamankan Damkar Semarang

Karena lama tidak ada balasan, mereka mengirim surat yang kedua 28 Februari 1799. Harapan untuk mendirikan Loji kemudian mendapatkan kejelasan pada tahun 1801.

Gedung itu didirikan pada 1801 meskipun kelompok Freemason di Kota Semarang sendiri sudah ada bersamaan dengan pendirian Lodge pertama di Jakarta, “La Choisie” pada tahun 1764-1766.

"Loji “Constante et Fidele” mempunyai perpustakaan dan banyak memberi beasiswa untuk anak berprestasi agar bisa bersekolah di Hoogere Burgerschool atau HBS," tulis Amen.

Usia Freemason akhirnya tidak berumur lama.

Era Presiden Soekarno yang tidak suka dengan hal-hal berbau asing membuat Freemason semakin terhimpit dan lambat laun jadi bubar bersama organisasi lain yang dibawa oleh orang Eropa ke Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X