Sosialisasikan Aturan Soal Larangan Perdagangan Daging Anjing, Ini yang Dilakukan Disnakkeswan Jateng

photo author
- Kamis, 17 Maret 2022 | 21:52 WIB
Provinsi Jateng saat mendapat penghargaan daerah tanpa daging anjing. Disnakkeswan akan melakukan pendekatan khusus pada masyarakat yang masih dagang daging anjing. (Istimewa)
Provinsi Jateng saat mendapat penghargaan daerah tanpa daging anjing. Disnakkeswan akan melakukan pendekatan khusus pada masyarakat yang masih dagang daging anjing. (Istimewa)

SEMARANGSELATAN, AYOSEMARANG.COM - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Disnakkeswan Jateng mendorong adanya larangan perdagangan daging anjing.

Dorongan yang dilakukan Disnakkeswan Jateng ini dilakukan dengan akan membuat aturan sanksi bagi yang terlibat perdagangan daging anjing.

Tak hanya secara yuridis saja, Disnakkeswan Jateng juga tetap mengedepankan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat soal bahayanya mengonsumsi daging anjing.

Baca Juga: BREAKING NEWS!! Vokalis Band Sisitipsi Ditangkap Kasus Narkoba

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Disnakkeswan Jateng, Agus Wariyanto, dalam acara Dog Meat Free Indonesia (DMFI) pemberian penghargaan kepada kota kabupaten bebas daging anjing di Tentren Hotel, Kamis 17 Maret 2022.

Agus menyampaikan, wilayah Jateng miliki komitmen sangat kuat terkait larangan tersebut.

Terlebih beberapa kabupaten/kota Jateng sangat mendukung penuh seperti Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga, Brebes, dan Surakarta.

"Sangat mendukung, terutama konsumsinya di Surakarta yang relatif sangat tinggi. Kemudian, Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga, Brebes juga sudah mendukung hal ini,"kata Agus.

Baca Juga: Selain Harga Alami Kenaikan, Kelangkaan Stok Minyak Goreng Juga Dikeluhkan Masyarakat di Semarang

Lebih jauh Agus menyampaikan, jika Disnakkeswan Jateng akan melakukan pendekatan baik secara yuridis maupun edukasi kepada masyarakat.

"Pak Gubernur menyampaikan pendekatan tidak hanya yuridis saja, tetapi penyadaran. Karena, menyangkut komoditas daging anjing ada aspek historisnya. Apalagi, hewan anjing merupakan hewan kesayangan. Jadi diharapkan tidak dikonsumsi,"tuturnya.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat yang terlibat perdagangan daging anjing diminta mulai untuk menggantinya dengan daging kambing, domba, atau ayam.

"Masalahnya mindset. Hewan kesayangan itu dipelihara yang baik sehingga bisa membantu kita dalam berbagai hal,"ucapnya.

Selain itu Agus mengungkapkan, ketika membahas perdagangan daging anjing, tidak hanya permasalahan budaya saja melainkan juga persoalan ekonomi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X