KENDAL,AYOSEMARANG.COM -- Pasca 8 hari merayakan Idul Fitri 2022, masyarakat Kaliwungu dan Brangsong Kendal mengelar tradisi lebaran ketupat.
Lebaran ketupat sendiri dirayakan dengan doa bersama di musola atau masjid sembari membawa makanan untuk dinikmati bersama-sama.
Dalam tradisi ini, masyarakat bersilaturahmi ke kerabat dan meriahnya sama dengan saat merayakan idul fitri.
Warga biasanya sudah berkumpul di mushola dan masjid setelah sholat subuh dan membawa aneka jajanan serta lontong opor maupun ketupat sayur.
Baca Juga: Oppo Reno8 Disebut Usung Snapdragon 7 Gen 1
Ada juga yang membawa nasi beserta lauk pauk dan buah-buahan. Tradisi yang dilakukan di hari kedelapan setelah idul fitri sering disebut dengan lebaran ketupat.
Kemeriahannya hampir sama dengan perayaan idul fitri, tradisi lebaran ketupat diselenggarakan setelah menyelesaikan puasa syawal selama 6 hari.
“Hal ini berdasarkan sunah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa enam hari di bulan syawal,” ujar Ustad Faidzin takmir Musola Baitul Muslimin Brangsong Senin 09 Mei 2022.
Baca Juga: Polri Pastikan Arus Balik Lebaran dari Tol Kalikangkung Hingga Cikampek Ramai Lancar
Dikatakan lebaran ketupat juga bertepatan dengan meninggalnya imam besar Masjid Besar Al Muttaqin Kaliwungu, Kyai Asy’ari atau yang biasa di sebut kyai guru. Di mushola Baitul Muslimin Brangsong, warga melaksanakan tradisi ini setiap tahunnya.
Warga berdoa dan menggelar tahlil dan setelah selesai makan bersama sama dengan hidangan yang sudah dibawa dari rumah.
Baca Juga: Pakar Sebut Hepatitis Misterius Tak Berkaitan dengan Vaksinasi Covid-19
“Tradisi lebaran ketupat ini merupakan bentuk kebersamaan dan syukur pada sang pencipta yang sudah bisa menjalankan puasa ramadhan dan puasa syawal selama tujuh hari,” imbuhnya.
Faidzin menambahkan tradisi lebaran ketupat atau syawalan sebenarnya haul Kiai Asy’ari yang merupakan penyebar agama Islam. Tradisi ini sudah turun temurun, sehingga tradisi ini hanya dilakukan warga Kaliwungu dan Brangsong.