PEDURUNGAN, AYOSEMARANG.COM - Umat Hindu Kota Semarang merayakan Hari Raya Kuningan di Pura Amerthasari, Sabtu 18 Juni 2022.
Dalam memperingati Hari Raya Kuningan ini, Umat Hindu Kota Semarang menggelar berbagai prosesi ibadah yang salah satunya adalah potong gigi.
Ketua PHDI Kota Semarang Nengah Wirta Darmayana menyampaikan jika selain potong gigi hari ini ada beberapa rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Raya Kuningan.
Baca Juga: Peringati Hari Raya Kuningan, Umat Hindu Kota Semarang Gelar Upacara Potong Gigi
"Ada juga upacara Masepuh bagi para pinandita dan muinten bagi para pemangku," ucapnya.
Dalam upacara potong gigi tadi ada 50 Umat Hindu yang ikut serta.
Nengah lalu memaparkan makna dari Upacara Potong Gigi di Kota Semarang tersebut.
Apa makna upacara potong didi umat Hindu?
Nengah menjelaskan, makna dari upacara potong gigi ini untuk menghindari 6 sifat buruk manusia. Di antaranya Kama, Lobha, Krodha, Mada, Moha, dan Matsarya. ucapnya.
Lebih jauh Nengah lalu menurutkan jika Kama artinya hawa nafsu. Hawa nafsu harus kita kendalikan. Mana kala hawa nafsu tidak terkendali, kita akan bisa jatuh ke jalan negatif dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Baca Juga: Kemenangan Lawan Sifat Buruk, Ini Makna dari Hari Raya Galungan Bagi Umat Hindu Kota Semarang
Kemudian yang kedua disebut dengan Lobha yang artinya perbuatan yang tidak pernah puas dengan keagungan tuhan.
"Setelah itu yang ketiga yaitu kroda yan artinya marah. Apabila dalam kondisi marah. Logika tidak berjalan bisa menghancurkan dan lain sebagainya," sambungnya.
Lalu, lanjut Nengah yang harus disirnakan adalah Mada yang berarti mabuk. Katanya mabuk di sini bukan hanya sekadar mabuk alkohol namun juga mabuk kepandaian, merasa diri pandai mengecilkan orang lain. Kemudian karena kekayaan, ketampanan dan lain sebagainya.