KAMUS SEMARANGAN Ini Ternyata Arti Ongkang-ongkang, Pada Wae Ndobol, dan Padhalan

SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini ulasan mengenai kosakata dialek semarangan yang bisa Anda ketahui.

Adapun kosakata dialek semarangan kali ini merupakan lanjutan artikel sebelumnya.

Yang mana, kosakata dialek semarangan kali ini akan dimulai dari ongkang-ongkang hingga padhalan. Apa saja artinya, simak ulasannya di bawah ini.

Blaik, dewe isa telat ki, piye jal (Wah kita bisa terlambat, terus bagaimana ini? Kalimat di atas menjadi bahasa tutur khas Semarangan yang sering didengar.

Selain tingkat turun kata cenderung ngoko, keunikan lain dari bahasa Semarangan adalah dapat dikenali lewat cara pengucapan yang lugas dan hampir diakhiri dengan partikel "ik, ok, deng, ta, atau jal".

Baca Juga: Kalahkan Al Ulya, Darul Amanah Melaju ke Tingkat Provinsi Liga Santri 2022

Hartono Samidjan, peneliti bahasa Kota Semarang dan penulis buku Halah Pokokmen mengatakan, paartikel "ok" biasanya berfungsi memberikan penekanan pada kata kerja dalam kalimat pernyataan.

"Contohnya, 'aku wis bali ok (saya sudah pulang), aku bar mangan ok (aku sudah makan), dhekne durung reti ok (dia belum tahu)'," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Partikel "ta", lanjut Hartono, biasanya erat hubungannya untuk penekanan pada kata keterangan dalam kalimat pernyataan.