SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini ulasan mengenai kosakata bahasa semarangan yang bisa Anda ketahui.
Adapun kosakata bahasa semarangan kali ini merupakan lanjutan artikel sebelumnya.
Yang mana, kosakata bahasa semarangan kali ini akan dimulai dari bekah-bekuh hingga blaik. Apa saja artikel, simak ulasannya di bawah ini.
Sebagai bagian dari bahasa Jawa, bahasa semarangan sesungguhnya juga mengenal unggah-ungguhing basa.
Baca Juga: Rute Tercepat dari RSUP Dr Kariadi ke Stasiun Poncol, 11 Menit Sampai Lokasi
Namun penerapannya tidak seketat dialek Solo atau Yogyakarta yang menjadi acuan kaidah bahwa Jawa standar.
Hal tersebut disampaikan Hartono Samidjan, peneliti bahasa Kota Semarang dan penulis buku Halah Pokokmen.
Menurutnya, "kesalahan" paling dominan dari bahasa semarangan dalam berbahasa Jawa adalah mbasakke awake dhewe (menggunakan kata krama inggil untuk diri sendiri).
"Contohnya, nyuwun pamit, kulo badhe kondur (Mohon pamit, saya mau pulang)," ujarnya.
Dalam kaidah berbahasa Jawa, lanjut Hartono, kata kondur (pulang) tidak pantas dipakai oleh orang pertama, sekalipun sang penutur adalah orang yang lebih tua atau lebih dihormati.
"Yang lebih tepat, kata kondur diganti wangsul. Demikian pula dhahar (makan), pinarak (duduk), atau sare (tidur)," imbuhnya.
Kesimpulan, lanjutnya, bahwa wong Semarang ora isa basa tidak salah jika dilihat dari konteks kaidah bahasa Jawa standar. Namun jika dilihat dari kacamata dialek semarangan, kebiasaan orang Semarang untuk "mbasakke awake dhewe" bukan hal yang keliru.
Baca Juga: GB WhatsApp Terbaru 2022 Sudah Ada? Paling Baru Anti Banned
"Sebab pemilihan ragam bahasa itu berdasar kesepakatan para penutur dan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek di luar kebahasaan," katanya.