Misalnya dengan orang yang begitu tua atau memiliki kedudukan tinggi, harus menggunakan bahasa yang sopan atau krama inggil.
"Namun di Kota Semarang, hal itu tidak begitu tampak," imbuhnya.
Di Semarang yang dipenuhi akulturasi budaya, pengungkapan bahasanya tidak begitu mematuhi patron.
Misalnya saja panggilan raden atau ndara tidak begitu dikenal. Namun lebih akrab panggilan juragan. Gaya bicara orang Semarang juga lugas dan apa adanya.
Nada suara yang diungkapkan juga cenderung tinggi dan tidak takut dianggap urakan.
"Selain itu juga tidak begitu mengindahkan krama inggil atau bahkan salah menempatkan krama inggil," katanya.
Gaya bicara yang digunakan juga cenderung praktis. Bahkan diksi yang digunakan juga sering disingkat. Contoh perbedaanya seperti ini:
Baca Juga: Sering Salah Beli Sepatu? Ini Tipsnya agar Tidak Salah Pilih Lagi
Bahasa Jawa standar: Wektu dina Minggu wingi aku ambek kanca-kanca mlaku-malku mubeng kutha, tekan lampu abang ijo udan deres aku lan kanca-kanca padha teles kebes.
Bahasa Semarangan: Dina Minggu wingi aku mbek cah-cah kota-kota, tekan bangjo udan deres dadine kabeh teles kebes.
Berikut kosakat dialek semarangan yang bisa Anda ketahui kali ini.
- ijik : masih
- ik : partikel untuk kata seru dan kata sifat.
- imbuh : tambahan
- diimbuhi : ditambahi
- ngimbuhi : memberi tambahan
- impi, impen : impian
- ngimpi : bermimpi, berkhayal
- incer : incar
- incim : ancam
- indhik : intip
- ngindhik : mengintip
Itulah tadi kosakata dielak semarang yang bisa Anda ketahui. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Sering Digunakan untuk Masak, Ketahui 3 Manfaat Kemiri